FTA, Industri Sparepart Terlibas

VIVAnews - Tak hanya industri tekstil dan baja yang akan terpuruk dengan pemberlakuan perjanjian perdagangan bebas (FTA) Asean China, industri komponen (sparepart) otomotif diperkirakan terlibas produk impor China.

Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto

Ketua Umum Gabungan Industri Alat-Alat Mobil dan Motor (GIAMM) Hadi Surjadipradja mengaku industri sparepart otomotif selalu kalah secara harga dengan produk impor.

"Harga sparepart kita 12-18 persen lebih mahal," ujar Hadi di sela-sela Rapat Kadin di Jakarta, Kamis, 10 Desember 2009.

Kalahnya daya saing industri tersebut, menurut dia, karena masih tingginya komponen bahan baku impor, karena belum bisa diproduksi sendiri. "Tapi yang lebih penting dari itu, masalahnya di volume produksi. Kalau produksi dengan volume sedikit maka akan kalah bersaing," ujarnya.

Hadi membandingkan dengan pesatnya industri komponen otomotif di Thailand, yang didukung penuh oleh pemerintahnya. Di Thailand,  investasi di sektor komponen diberi keringanan pajak (tax holiday) selama 8 tahun, bea masuk bahan baku diizinkan nol persen selama 5 tahun, dan didukung dengan infrastruktur yang bagus.

Resep jitu Thailand kini ditiru Vietnam. Pemerintah Vietnam mendukung penuh investasi baru di sektor otomotif. "Setelah FTA Asean-China ini, buat apa orang investasi di Indonesia," ujarnya.

hadi.suprapto@vivanews.com

Hyundai Santa Fe tertangkap kamera lagi tes jalan

Hyundai Santa Fe Baru Tertangkap Kamera sedang Tes Jalan di Jakarta

Baru-baru ini produk otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Santa Fe tertangkap kamera sedang melakukan tes jalan di dalam tol Jakarta.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024