Awas, Oktan Booster Bikin Rusak Mobil Anda

Penggunaan octane booster
Sumber :
  • Motorward
VIVAnews
Syarat Iran Tak Jadi Serang Israel, Kisah Penyamaran Intel Kopassus hingga Sopir Bus Positif Narkoba
- Tingginya harga bahan bakar beroktan tinggi seperti Pertamax membuat penggunaan
octane booster
Rocky Gerung Prediksi Megawati Berani Pilih jadi Oposisi: PDIP Selama Ini Terlalu Pragmatis
atau pendorong oktan bahan bakar kendaraan marak digunakan.
Ramalan Zodiak Minggu 14 April 2024: Cancer Akan Menemukan Belahan Jiwa, Kehidupan Cinta Libra Rumit

Kendati octane enhancer non-oxygenate terbukti mampu memacu peningkatan kandungan oktan bahan bakar kendaraan bermotor, campuran tersebut juga diyakini mengancam kesehatan manusia yang menghirup sisa pembakarannya.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mendefinisikan
octane enhancer non-oxygenate
adalah campuran beberapa unsur logam (organometallic) yang bisa meningkatkan nilai oktan.


Adapun, beberapa unsur logam tersebut di antaranya terdiri dari besi (Fe), timbal (Pb), dan mangan (Mn). Namun, unsur-unsur ini dikenal sangat berbahaya bagi lingkungan.


Para produsen kendaraan bermotor di Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) sangat tidak menyarankan penggunaan zat aditif tersebut.


Menurut mereka, selain berbahaya untuk kesehatan, penggunaan
octane booster
juga berdampak buruk bagi mesin dan performa kendaraan.


Indra Chandra Setiawan, Anggota Tim Transportasi, Lingkungan, dan Infrastrukstur Gaikindo, mengatakan kendaraan roda empat dewasa ini telah dilengkapi peralatan pengontrol emisi yang sangat rumit.


Salah satunya,
3-way catalyst
dan oksigen sensor untuk gas buang yang mampu melakukan
control closed loop
sangat teliti. Dengan begitu, pencampuran
octane enchancer non-oxygenated
akan merusak sensor kendaraan sehingga tidak optimal.


"Sistem kendaraan ini harus bisa dijaga dalam keadaan optimal agar dapat mempertahankan emisi gas buang yang rendah sepanjang usia kendaraan," katanya.


Hal senada diungkapkan Heru Sutanto dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). Menurutnya, bila senyawa tersebut digunakan pada kendaraan bermotor, hal itu akan berpengaruh buruk pada kinerjanya.


Disparitas harga antara bensin RON 92 ke atas dan RON 88 cukup tinggi. Saat ini, PT Pertamina (Persero) membanderol Pertamax (RON 92) pada harga Rp9.400 per liter, sedangkan Premium (RON 88) mencapai Rp6.500 per liter.


Dengan melihat disparitas harga tersebut, pengguna kendaraan bermotor dihadapkan pada sejumlah pilihan. Pertama, cara biasa dengan mencampur Premium dengan Pertamax. Kedua, ada pilihan lain yang mulai populer yaitu dengan menggunakan
octane booster
.


Hanya dengan mengeluarkan uang Rp50.000—70.000 per botol, konsumen sudah bisa mencampur suplemen bahan bakar ini ke dalam tangki. Rata-rata, berdasarkan penelusuran, satu botol
octane booster
bisa dipakai untuk mencampur bensin sebanyak 60 liter ke dalam tangki. (adi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya