- VIVAnews/Sandy Mahaputra
VIVAnews - Toyota Astra Motor (TAM) mulai ancang-ancang untuk menjual mobil murah Agya. Meski begitu, mereka masih menunggu Petunjuk Pelaksana (Juklak) dari pemerintah.
"Kita pada dasarnya sudah siap, bahkan sejak september tahun lalu. Yang pasti setelah juklak keluar, kemudian mobil diaudit, Toyota baru bisa jual Agya," kata GM Corporate Planning, Public Relation & Customer Service TAM, Widyawati Soedigdo kepada VIVAnews di Jakarta, Selasa 16 Juli 2013.
Menurut dia, saat ini yang baru ada hanya draf mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC) dari pemerintah. Sedangkan untuk juklak belum diterbitkan.
Nanti ketika juklak sudah dikeluarkan, lanjut Widya, dibutuhkan waktu 1,5-2 bulan untuk mengaudit produsen yang bermain LCGC.
"Kita belum tahu kapan keluarnya. Misalkan juklak LCGC keluar September maka dua bulan kemudian Agya sudah bisa dijual," tambahnya.
Presiden Direktur TAM, Johnny Darmawan menambahkan, dalam proses audit setiap mobil akan dicek apakah memenuhi persyaratan dari peraturan LCGC. Mulai dari menggunakan 80 persen komponen lokal sampai konsumsi bahan bakar minyak (BBM) paling sedikit 20 km/liter.
"Kalau lolos ya langsung diberikan insentif oleh pemerintah (ikut LCGC). Kami yakin Agya bisa lolos dari audit. Karena Toyota sudah mempersiapkan sesuai dengan ketentuan persyaratan yang ada di LCGC," kata Johnny.
Jika Agya sudah resmi dijual, Toyota bakal memprioritaskan konsumen yang sudah mendaftarkan diri dalam daftar inden, yang sudah dibuka sejak IIMS tahun lalu. "Yang sudah daftar inden, tentu bakal dapat duluan Agya," tambahnya.
Untuk varian, Toyota Agya bakal hadir dalam 3 jenis, yaitu TRD-S, High-Grade (G) dan Medium-Grade (E).
Agya diproduksi di pabrik Daihatsu yang berdiri di Karawang, Jawa Barat, seluas 94 hektare. Kapasitas produksi pabrik itu mencapai 120.000 unit per tahun, dengan rincian Ayla 3.000 unit dan Agya 6.000 unit.
Mikel Arteta Menolak Panik, Yakin Arsenal Bakal Bangkit
Mikel Arteta menolak anggapan anak asuhnya mengalami kemerosotan performa secara drastis. Anggapan itu muncul setelah mereka kalah di Premier League dari Villa dan Bayern
