- Ford Motor Company
VIVAnews – Senin 30 Juli 2013 lalu, industri otomotif dunia merayakan hari kelahiran salah satu tokoh otomotif dari Ford, Henry Ford. Tanggal itu Henry genap 150 tahun.
Henry sendiri sebenarnya sudah wafat 7 April 1947 silam, saat usianya 83 tahun. Henry begitu dikenang karena jasa dan idenya di bidang transportasi yang sangat revolusioner.
Di Washington DC, ratusan anggota masyarakat di pusat kota dan di Capitol Hill menandai hari ini dengan menikmati cupcake yang dikirim dengan truk makanan.
Sedangkan di negara-negara seluruh dunia, perayaan itu dimeriahkan berbagai acara, diantaranya dealer di 21 pasar Asia Pasifik telah meluncurkan bulan Ford Heritage, yang mengubah showroom menjadi pameran sejarah Ford yang kaya.
Sementara Ford Jerman menandai perayaan dengan serangkaian lima aksi bersama, sebagai bentuk penghargaan terobosan otomotif Ford selama 110 tahun terakhir.
Di Rumania, lebih dari 4.000 orang menghadiri acara komunitas yang diadakan Ford. Dan di Inggris, perayaan ditutup dengan peresmian patung Henry Ford yang telah direstorasi di Tech Centre Ford UK.
Ke depan, perayaan akan dilanjutkan dengan acara tambahan di seluruh Amerika Serikat, Eropa dan Amerika Selatan.
"Apa yang telah ditetapkan kakek buyut saya, khususnya warisan inovasinya, terus mengilhami komitmen kami untuk menciptakan bisnis yang kuat, produk yang hebat dan dunia yang lebih baik," kata Ford Executive Chairman Bill Ford dalam keterangan tertulis, Kamis 1 Agustus 2013.
Henry Ford sangat banyak berkontribusi di dunia otomotif, hingga mengubah ekonomi pertanian menjadi pasar industri dan perkotaan yang sejahtera.
Selain itu, dia juga berjasa dalam penetapan upah minimum yang tinggi, menetapkan awal bagi distribusi yang adil atas kekayaan perusahaan yang kemudian mempengaruhi praktik manajemen, serta masih banyak lainnya.
"Visi kakek buyut saya adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan membuat mobil yang terjangkau untuk keluarga pada umumnya," tegasnya. (umi)
Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menyebut, risiko RI masuk ke jurang resesi masih jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain.
