Teliti Sebelum Membeli Mobil Keluarga Murah (I)

All New Avanza Veloz
Sumber :
  • VIVAnews/Herdi Muhardi

VIVAnews - Persaingan kendaraan serbaguna atau Multi Purpose Vehicle (MPV) nasional di segmen menengah bawah terus meningkat. Meski sudah terisi sesak, para produsen tetap saja meluncurkan model terbaru di segmen market terbesar otomotif Indonesia. 

Joint Operation Bea Cukai dan Polri Gagalkan Peredaran Kokain Cair dan Serbuk MDMA

Berdasarkan data Gaikindo, lebih dari separuh penjualan mobil di Indonesia berasal dari penjualan low MPV--mobil keluarga dengan harga murah saat ini (Rp140-200 juta). Untuk tahun ini, sampai Agustus lalu volume penjualan di segmen ini sudah mencapai 434.289 unit, menguasai 54,8 persen total penjualan otomotif nasional sepanjang 8 bulan terakhir. 

Tidak heran makin banyak prinsipal otomotif yang tergiur membidik ceruk pasar yang menggiurkan ini. Alhasil, persaingan pun makin panas. Konsumen dituntut makin kritis menentukan pilihan mobil yang akan dibeli.

Han So Hee vs Hyeri: Drama Cinta Segitiga Ryu Jun Yeol Kembali memanas!

Lantas indikator apa yang bisa digunakan konsumen dalam menentukan pilihan dari model Low MPV yang beredar?

"Pilihannya tergantung pada faktor apa  yang menjadi pertimbangan utama, apakah brand, harga, resale value atau faktor lainnya," kata pengamat otomotif Suhari Sargo saat berbincang dengan VIVAnews, Senin 23 September 2013.

Cuan di Bulan Ramadan, BRI Bayarkan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

Saat ini spesifikasi mobil low MPV yang sudah tersedia ataupun yang siap meluncur di pasar kian beragam, ada yang mempunyai penggerak roda belakang, penggerak roda depan, rangka body monocoque, atau semi monocoque

Lalu apa saja plus minus masing-masing spesifikasi itu?

Roda penggerak mobil-mobil yang beredar di Indonesia saat ini mempunyai tiga spesifikasi yaitu menggunakan sistem penggerak roda depan (Front Wheel Drive/FWD), sistem penggerak roda belakang (Rear Wheel Drive/RWD) dan Four Wheel Drive/FWD

Untuk segmen low MPV, sistem penggerak yang tersedia saat ini adalah penggerak roda depan (FWD) dan penggerak roda belakang (RWD). Sistem ini tentu mempunyai kelebihan masing-masing.

Sistem FWD biasanya jauh lebih ringan, sehingga cenderung irit pemakaian bahan bakar.  Namun, kata Suhari, sistem ini mempunyai keterbatasan antara lain pada saat melakukan manuver seperti melewati tikungan atau parkir. 

Mobil FWD membutuhkan radius putar yang lebih luas, jadi kenyamanan kendaraan ini membutuhkan infrastrukur jalan yang lebih luas.  Kondisi ini dirasakan saat melakukan perjalanan ke luar kota di mana sarana jalannya relatif sempit dibandingkan daerah perkotaan.

Namun, mobil yang menggunakan sistem penggerak RWD jauh lebih berat sehingga pemakaian bahan bakar tidak terlalu irit. Nilai plus yang dimiliki mobil RWD, mempunyai kemampuan manuver yang lebih lincah, cocok untuk pemakaian ke luar kota dan dalam kota. 

Dibandingkan dengan mobil FWD yang menggunakan pull system, mobil RWD menggunakan push system, jadi terasa lebih sesuai dengan infrastruktur jalan yang sering kali rusak, berlubang, serta naik turun gunung. 

Tapi perlu dicatat, mobil FWD mempunyai kelemahan pada sistem kaki-kakinya, terutama bagian depan. Ini mungkin terkait dengan beban berat yang harus ditanggung yaitu sebagai penggerak dan sebagai pengarah (steer). "Jadi beban kaki-kaki depan mobil FWD lebih ekstra," imbuhnya.

Dengan infrastruktur jalanan di Indonesia yang relatif belum seperti negara maju, mungkin bisa menjelaskan kenapa sebagian besar konsumen di Indonesia lebih menyukai mobil dengan penggerak roda belakang, sehingga angka penjualannya selalu mendominasi.

Sejalan dengan bobotnya yang lebih berat, rancang bangun mobil-mobil RWD lebih membutuhkan durability dibandingkan mobil FWD.  Sementara kendaraan FWD tidak membutuhkan as kopel dan garden, sehingga bobot kendaraan bisa lebih ringan. Otomatis tuntutan durability dalam rancang bangunnya tidak terlalu tinggi. Bersambung…

(umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya