- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Setiap musim hujan, para pengendara mobil dan motor diharuskan selalu ekstra waspada. Tak jarang, jalanan yang tampak mulus kerap menjadi berlubang dan tak terlihat karena tergenang air.
Manager Product Planning & Quality Improvement Technical Service Departement PT Bridgestone Tire Indonesia, Eko Suriyatin, mengatakan penggunaan ban yang tepat jadi salah satu faktor utama saat musim hujan.
"Pahami karakter ban yang kita pakai, apakah memang hanya saat pengeremannya bagus, apakah daya cengkeram bagus, atau saat bermanuver tidak membuat limbung," kata Eko, Rabu 29 Januari 2014.
Jika saat mengendarai mobil di jalan tol, kata Eko, kecepatan kendaraan dikurangi. Dalam arti, kendaraan bukan harus pelan sekali, tapi jarak pandang bisa terlihat sejauh mata dapat memandang dengan baik.
Lebih lanjut, Eko mengatakan tekanan angin pada saat hujan tidak boleh menurun. "Karena telapak ban akan tidak menapak dengan sempurna, sehingga di bagian tengah ban akan seperti melayang. Alhasil setir akan terasa berat," ujarnya.
"Jika sudah kurang angin, tambahkan sedikit, di bawah aturan yang telah ditentukan," jelasnya.
Musim hujan yang membuat banjir juga sering mengakibatkan ban kendaraan rusak atau hanya tergores terutama pada bagian sisi. Eko menyarankan, walau ban hanya tergores hal itu bisa mengakibatkan fatal.
Ada beberapa poin di mana ban harus diganti, antara lain:
Pertama, jika ban rusak. Misalnya, sobek bagian sampingnya hingga tidak bisa diperbaiki atau ditambal.
Kedua, ban sudah mengalami kehausan mencapai TWI (Tread Wear Indicator). Pada bagian dinding samping ban ada lambang segitiga. Jika kehausan ban sudah mencapai garis itu, berarti ban sudah harus diganti.
Ketiga, perhatikan ban jika ada keretakan atau benjolan. Adapun jika memiliki kendaraan bermotor tidak pernah dipakai, tetap harus dilakukan perawatan pada ban. Antara lain cek tekanan anginnya. Ban tidak boleh diam, jika bisa harus digunakan walau dalam jarak dekat. (one)