Menyusuri Galunggung dan Jembatan Cirahong

Jembatan Cirahong, Tasikmalaya
Sumber :
  • VIVAnews/Hadi Suprapto

VIVAnews - Libur pekan lalu cukup panjang. Sebagian memilih berlibur, sebagian lagi berkumpul menjalin silaturahmi dengan keluarga dan kawan-kawan. Ada juga yang dua-duanya: berlibur dan menjalin persaudaraan.

Salah satunya, para pencinta Hyundai Avega yang tergabung dalam Avega Family Club Indonesia (AFCI). Mereka memilih menghabiskan liburan dengan jalan-jalan ke Tasikmalaya, pada 29-31 Mei 2014.

Perjalanan dimulai pada Kamis pagi, 29 Mei, dengan berkumpul di KM 19 Tol Jakarta-Cikampek. Di sini puluhan Avegan berkumpul menyiapkan perjalanan ke Bandung, lalu dilanjutkan ke Tasikmalaya. Avegan merupakan sebutan bagi pencinta Hyundai Avega.

Perjalanan 230 km itu ditempuh sekitar 9 jam. Lumayan lama, karena perjalanan dibikin santai. Touring dikomandani Yudi Atyunadi dan disapu oleh Iswadi. "Hampir semua peserta membawa anak kecil," kata Stef Johan, Ketua Umum AFCI.

Nasdem dan PKS Diskusi Ikut Koalisi atau Oposisi, Surya Paloh: Masih Dikaji, Belum Final

Komunitas AFCI

Sesampai di Tasik, peserta langsung ke Gunung Galunggung, 17 km dari pusat kota Tasikmalaya. Gunung berapi dengan ketinggian 2.167 meter di atas permukaan laut ini memiliki beberapa daya tarik, wanawisata seluas 120 hektare, kawah bekas letusan, dan pemandian air panas.

Belasan keluarga ini rela naik kepundan dengan menaiki 620 anak tangga untuk mencapai 200 meter, sisa ketinggian dari tempat parkir terakhir. Tapi, tak sia-sia. Semua capai dihapus oleh keindahan.

Pernah Jadi Puteri Indonesia, Angelina Sondakh Ungkap Kenangan dengan Mooryati Soedibyo

Dari bibir kawah, Kota Tasik terlihat jelas. Sejauh mata memandang terlihat pepohonan berwarna hijau, perkebunan milik PT Perhutani. Di tempat ini juga bisa melihat 40 hektare kawah baru, bentukan letusan 1982 yang berwarna hijau.

Agar tak jebol, air danau yang hangat dijaga tidak melebihi 1 juta meter kubik dengan cara mengalirkan sisanya melalui terowongan ke Sungai Cibanjaran dan Cikunir, di timur kaldera. Air-air inilah yang dimanfaatkan untuk wisata pemandian air panas.

Komunitas AFCI

KPU Tangerang Sebut Proses Pendaftaran Pemilukada 2024 Dibuka Mei

Pupuk persaudaraan

Setelah dari Galunggung, para Avegan ini langsung turun ke Kota Tasik, rumah salah satu anggota klub, Heryanto Rahid. Di rumah peninggalan orangtuanya ini, sebagian besar keluarga Avegan menginap.

Om Hery, sapaannya, menyediakan empat kamar dan satu ruang keluarga luas, lengkap dengan tempat parkir. Di sini para Avegan disuguhi makan dan memancing di kolam belakang rumah. Semua geratis. Kecuali makan di pinggir jalan, para Avegan harus bayar sendiri-sendiri.

Tapi, dengan model seperti ini, saat touring para anggota tak perlu iuran. Cukup menyediakan keperluan masing-masing, termasuk bensin dan uang makan.

Para anggota juga saling bahu membahu. Misalnya, saat di Bandung, sebelum sampai Tasik, ada salah satu mobil yang bermasalah, mereka langsung menolong.

Berbeda dengan komunitas lain, AFCI tak cuma didominasi kaum bapak-bapak, tapi juga ibu dan anak-anak. Bahkan, Om Anggi, anggota AFCI dari Tangerang Selatan, membawa dua anaknya yang baru 6 bulan dan 3 tahun. "Kami sangat menikmati perjalanan ini," katanya.

Anak-anak sangat akrab satu sama lain. Tak ada penghalang anak siapa, dan dari chapter mana. Semua jadi satu. Termasuk ibu-ibu yang biasa mereka panggil tante.

Kebersamaan itu terus berlanjut pada hari kedua, saat berkunjung ke pusat bordir Kawalu dan makan siang di Rumah Makan Batu Hitam, Cirahong. Di tempat ini, para Avegan diuji nyali karena harus melewati jembatan Cirahong yang menyeberangi Sungai Citanduy di Perbatasan Tasik-Ciamis.

Jembatan dua fungsi bikinan Belanda ini, atas buat rel dan bawah mobil, memiliki panjang 202 meter. Jangan bayangkan jembatan ini beraspal, jembatan yang hanya muat satu mobil ini cuma beralaskan papan tua yang hampir ambrol.Komunitas AFCI

Di hari ketiga, petualangan berakhir dengan mampir di rumah cokelat asli Garut Cokidot dan Rumah Makan Domba & Sapi Bakar Abah Otje di Cipanas, Garut, sambil menuju Jakarta.

Cukup lama perjalanan pulang. Start pukul 08.00 WIB dari Tasik, sampai Jakarta sudah larut. Pukul 22.00 WIB. Namun, semua ini terbayar dengan persaudaraan yang makin hangat. Berlibur iya, saudara dapat. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya