Jaga Truk, SPG Berpakaian Ketat Ini Jarang Digoda

SPG HINO di IIMS 2014, Tia (kiri), Chaca (kanan).
Sumber :
  • Foto: VIVAnews/Rendra Saputra

VIVAnews - Ajang otomotif terbesar di Tanah Air, Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014 sukses menyita perhatian masyarakat. Mereka berbondong-bondong mendatangi JIExpo, Kemayoran, Jakarta Utara, untuk melihat produk-produk mobil anyar yang dipamerkan banyak Agen Pemegang Merek (APM).

Namun, ada pemandangan unik yang terlihat di booth-booth kendaraan besar, baik truk maupun bus. Terdapat sejumlah Sales Promotion Girl (SPG) yang rela berpanas-panas ria di tengah teriknya matahari. Mereka terlihat berkeringat, terlebih dengan pakaian super ketat dan minim. Seperti yang dialami dua SPG cantik di booth HINO, Tia, dan Chaca.

Kendati terlihat agak 'nahas', namun keduanya menikmati pekerjaan yang dilakoninya. Menurut mereka, selama halal, berpanas ria tidak menjadi soal yang patut untuk dikeluhkan.

"Kita kerja profesional, jadi enggak masalah," tutur Tia kepada VIVAnews, Sabtu 20 September 2014.

Mereka justru baru mengaku 'gerah' jika menemukan om-om genit yang menggoda mereka secara berlebihan. Apalagi, dengan profesi mereka sebagai SPG yang rentan jadi sasaran modus lelaki jahil.

Meski harus rela berpakaian minim, mereka sejauh ini belum menemukan pongah buruk pria hidung belang. Menurut Tia, mungkin hal itu dipengaruhi dari mobil-mobil berukuran besar yang dijaganya, yang tidak mendapatkan perhatian sebesar mobil-mobil penumpang.

"Sejauh ini, kami belum digoda secara berlebihan. Mungkin, karena kami jaga truk-truk besar," ujar Tia terkekeh.

Kondisi serupa tak dialaminya, saat menjaga mobil Ford, pada ajang IIMS tahun lalu. Saat itu, Mahasiswi Gunadarma, Bekasi, ini mengaku kerap digoda para pemburu kulit mulus dan nomor handphone.

Dara berusia 21 tahun ini juga mengaku saat itu, kerap dimodusi para pemburu foto yang memintanya untuk berpose sedikit agak menantang.

Meski tak lagi menjadi pusat perhatian, Tia bersyukur masih dapat diberikan kesempatan menambah uang sakunya untuk sekadar membeli kebutuhan perempuan. "Lumayan Mas, buat nambah uang jajan. Kami disini dibayar Rp800 ribu sehari," tuturnya.

Untuk menghindari jeratan om-om nakal, Tia memiliki trik tersendiri. Ia biasanya selalu mengalihkan pembicaraan para pengunjung, jika pertanyaan-pertanyaan yang dialamatkan ke dirinya sudah berbau modus. Ia kerap mengalihkan pembicaraan agar para lelaki itu putus asa 'memburu' dirinya.

Ingin berhenti

Meski pendapatan yang didapat dari pekerjaannya menguntungkan, rupanya mereka punya mimpi tersendiri, yakni berhenti dari dunia SPG.

"Sebenarnya jenuh juga Mas berdiri terus dilihatin orang. Nanti, kalau sudah lulus, saya akan berhenti dan mencari pekerjaan yang lain sesuai jurusan kuliah yang saya tekuni sekarang," timpal Chaca, SPG HINO lainnya.

Menurutnya, bekerja di balik komputer dengan pakaian sopan merupakan idamannya, meskipun gaji yang didapat lebih rendah dari profesi yang ditekuninya saat ini.

Menanggapi stigma buruk SPG di tengah masyarakat, Chaca tak menampiknya. Hal itu, dikatakan tergantung dari masing-masing perilaku SPG. Ia sendiri mengaku jika banyak teman-temannya sesama SPG yang kerap menjadi korban om-om genit, baik untuk menjadi kekasih gelap, maupun istri muda.

"Teman saya banyak kok yang kayak gitu, tetapi kebanyakan motifnya karena kebutuhan ekonomi. Tetapi, saya enggak ikut-ikutan kok," terangnya.

Baca juga:

Tinggalkan Kodam Jaya, Mayjen TNI Putranto Gatot Terima Tongkat Komandan Dewa Perang TNI

(asp)

Farrel Hilal

Alasan Farrel Hilal Memilih Jakarta Selatan sebagai Inspirasi Lagu Debutnya

Lagu ini merupakan perwujudan dari pengalaman hidup Farrel di Jakarta Selatan, yang dipenuhi dengan cerita-cerita menarik tentang kehidupan sehari-hari.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024