- VIVAnews/Juna Sanbawa
VIVAcoid - Di tengah tak menentunya harga minyak dunia, para pengendara di Tanah Air pun kini tengah"dihantui" dengan banderol harga bahan bakar minyak (BBM). Meski saat ini harga BBM tengah murah, tak menutup kemungkinan ke depan harganya bisa melambung tinggi.
Menurut Executive Officer External Communication Assistant Vice President PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Irwan Andri Atmanto, kondisi cemas yang tengah melanda masyarakat Indonesia ini tentu tak akan dihadapi jika bahan bakar alternatif seperti gas digunakan.
Selain lebih ramah lingkungan, bahan bakar gas juga dikatakannya memiliki harga lebih murah dibandingkan BBM.
Hanya saja, menurut dia, untuk memasyarakatkan penggunaan gas perlu adanya upaya berbagai pihak, mulai dari pemerintah, produsen mobil, dan juga masyarakat.
"Jadi, keberhasilan konversi gas ini memang harus melibatkan partisipasi dari berbagai komponen. Kita tidak bisa saling tuding dan menyalahkan," ujar Irwan di Jakarta, Kamis 15 Januari 2015.
Untuk mengubah ke arah sana, produsen mobil diharapkan menyediakan mobil dengan kelengkapan tangki dual fuel, bahkan nantinya bisa juga fuel gas. Jika itu sudah dilakukan, pemerintah tentu akan menyediakan infrastruktur berbahan bakar gas.
"Pihak Agen Pemegang Merek (APM) juga kami harapkan bisa menyediakan konverter kit di bengkel resminya yang bisa disesuaikan jenis mobilnya. Jika APM menyediakan konverter kit di bengkel resmi, tentunya pihak asuransi akan ikut percaya diri (ikut dalam program convert gas)," tuturnya. (art)
Baca juga:
Mengenal Rem ABS, Masalah dan Solusinya
Fungsinya sangat vital, makanya perlu perawatan.
