Ini Alasan Jumlah Stasiun Pengisian BBG Sedikit

Pengisian bahan bakar gas mobil milik PGN
Sumber :
  • Antara/ Andika Wahyu

VIVA.co.id - Berbagai upaya dilakukan pemerintah Indonesia dalam menekan penggunaan bahan bakar minyak untuk kendaraan. Salah satunya, menggunakan gas sebagai bahan bakar alternatif.

Untuk mendukung program pemerintah, hal itu dilakukan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Di antaranya menyediakan gas bumi berjenis Compressed Natural Gas atau CNG.

Vice President Corporate Communication PT PGN, Ridha Ababil menyatakan bahwa saat ini ada beberapa kendala yang dihadapi. Salah satunya, fasilitas stasiun pengisian bahan bakar gas (BBG).

"Tahun ini kita diminta untuk membuat 16 (SPBG), tapi kita baru bisa menyediakan enam, kendala utamanya adalah lahan yang pas dan berada di lokasi jaringan pipa-pipa PGN yang dilalui kendaraan umum. Itu yang sulit dicari," kata Ridha kepada wartawan di Jakarta, Kamis, 15 Januari 2015.

Dia pun mengakui, untuk proses perizinan pembangunan stasiun pengisian bahan bakar gas tidaklah begitu sulit.

Hanya saja, lanjut Ridha, jika memang terdapat lahan yang pas terkadang harga tanah yang diinginkan sangatlah mahal. Belum lagi, tempat tersebut tidak dilalui pipa gas.

"Biaya pembuatan satu SPBG itu kemarin antara Rp15-20 miliar dan itu di luar tanah karena harga tanah berbeda tergantung lokasi dari yang ujung sampai pusat," ucapnya.

Seperti diketahui, selain PT PGN, perusahaan yang turut menyalurkan BBG, yaitu PT Pertamina. Hanya saja, Pertamina bukan mendistribusikan jenis gas CNG melainkan Liquiefied Gas for Vehicle (LGV) atau sering disebut Vi-Gas atau turunan dari LPG yang biasa digunakan untuk memasak (elpiji).

Dan tidak semua stasiun pengisian bahan bakar umum Pertamina turut menghadirkan pengisian gas.

Baca juga:

Pertamina Bangun 89.383 Jaringan Gas
Pengisian gas pada mobil berbahan bakar BBG

Pemerintah Gandeng Korsel Produksi Mobil BBG

Konverter kit CNG akan diproduksi secara massal.

img_title
VIVA.co.id
31 Juli 2016