Industri Otomotif Indonesia masih Dikendalikan Thailand

Suasana perakitan Toyota Etios di pabrik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di kawasan perindustrian Karawang, Jawa Barat, Jumat (15/03/2013).
Sumber :
  • VIVAnews/Herdi Muhardi

VIVA.co.id - Persaingan industri otomotif di Asia Tenggara makin sengit, setelah di 2014, Indonesia berhasil mencatat angka kenaikan produksi kendaraan sebesar tujuh persen.

Wapres Imbau Produsen Otomotif Manfaatkan Tax Amnesty

Hal ini, berbanding terbalik dengan Thailand, negara yang kini memegang predikat sebagai pemain terbesar di Asia Tenggara. Selama 2014, produksi kendaraan bermotor di negara tersebut anjlok 23 persen, meski angka produksi masih jauh di atas Indonesia, yakni 1,8 juta unit berbanding 1,3 juta unit.

Dilansir dari situs Paultan.org, Jumat 30 Januari 2015, saat ini, produksi sektor otomotif di Indonesia sekitar 69 persen dari jumlah yang mampu diproduksi Thailand.

JK Bangga Penjualan Mobil Capai Satu Juta Unit per Tahun

Dengan kabar rencana General Motors dan Tata membangun pabrik di Indonesia, bukan tidak mungkin dalam waktu tujuh hingga 10 tahun lagi, Indonesia mengambil alih predikat sebagai pemain terbesar industri otomotif di ASEAN.

Sayangnya, tingginya angka produksi kendaraan di negeri seribu pulau ini tidak diimbangi dengan kenaikan jumlah ekspor. Bahkan, saat ini, Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah konsumen terbesar dalam hal produk kendaraan roda empat.

Tips Sukses Bisnis Pencucian Mobil dan Motor

Thailand juga dikabarkan segera menerapkan kebijakan khusus, agar industri otomotif yang tadinya lesu akibat turunnya permintaan dan gejolak politik dapat naik kembali. Produksi kendaraan di negara ini, bahkan diprediksi akan naik sebesar 17 persen di 2015 ini.

Hal ini, tentu membuat usaha Indonesia menjadi lebih berat. Apalagi, hingga saat ini, produksi kendaraan di Indonesia masih membutuhkan beberapa komponen yang diimpor dari Thailand.

Indonesia harus bisa melepas ketergantungan ini dengan cara meningkatkan kualitas produksi komponen, agar setara dengan standar internasional, jika ingin menjadi pemain terbesar di Asia Tenggara. (asp)

Baca juga:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya