- VIVAnews/Herdi Muhardi
VIVA.co.id - Kerja sama pemerintah Indonesia menciptakan mobil nasional melalui PT Adiperkasa Citra Lestari dengan perusahaan otomotif asal Malaysia, Proton Holdings, hingga kini masih menuai pro-kontra.
Kendati demikian, para pengusaha otomotif nasional yang tergabung dalam Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) rupanya mendukung upaya pemerintah untuk menciptakan mobil nasional.
Tak terkecuali Ketua Gaikindo IV, Rizwan Alamsjah. Menurut Rizwan, kehadiran mobil nasional di Indonesia jelas akan menjadi salah satu pesaing. Hanya saja, laris atau tidak mobnas, tergantung dari konsumen.
“Dulu kan pernah buat truk mobnas, Perkasa, tapi itu tidak jalan. Karena tidak ada yang beli,” kata Rizwan, Senin 9 Februari 2015.
Rizwan juga menyatakan, apapun rencananya, permasalahan yang akan timbul adalah lariskah mobil tersebut. Mengingat, hidup mati sebuah bisnis adalah pembeli.
“Saya tidak bisa berkomentar mobnas itu bisa bertahan atau tidak. Tetapi, kalau memang buat (mobnas) silakan saja, tapi mereka harus berpikir buat fungsional yang baik, jangan hanya niat saja, nanti sudah investasi tapi tidak jalan, jadi repot,” ujar Rizwan.
Sebelumnya, Indonesia memang pernah memiliki mobnas, yaitu Timor melalui PT Timor Putra Nasional pada 1996.
Namun keberadaan mobil yang kepanjangan dari Teknologi Industri Mobil Rakyat itu akhirnya terhenti pada 1998 akibat adanya protes dari Jepang, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa terkait hak pembebasan pajak barang mewah untuk Timor.
Kini, pemerintah mendaulat Proton Holding sebagai rekan kerja. Hanya saja, di negeri asalnya, penjualan Proton sedang lesu. Tidak hanya itu, penyelenggaraan Malaysia Automotive Institute (MAI) Review an Insight awal Januari 2015 lalu, menyebutkan jika pangsa pasar Proton saat ini
hanya 17,4 persen.
Baca juga:
Mobil-mobil Hollywood 'Mejeng' di IIMS 2016
IIMS 2016 digelar di PRJ.
