Alasan Proton Bakal Sulit Berkembang di Indonesia

All New Proton Suprima S
Sumber :
  • VIVAnews/Herdi Muhardi

VIVA.co.id - Kerja sama PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) dengan produsen mobil Malaysia, Proton Holdings, terus menuai cibiran. Banyak yang menganggap kerja sama ini tak akan sukses.

Penandatanganan nota kesepahaman, atau MoU antara dua perusahaan tersebut dianggap punya banyak kekurangan. Keputusan ACL yang dipimpin mantan Kepala Badan Intelijen Negara, AM Hendropriyono menggandeng Proton sangat disayangkan.

Banyak yang menganggap ACL, seharusnya menggandeng pabrikan ternama asal Jepang macam Toyota, Honda, atau Daihatsu. Terlebih pasar Proton di negara asalnya, Malaysia, juga terus merosot.

Penilaian yang sama juga diberikan Presiden Direktur PT Suzuki Indomobil, Subronto Laras. Menurut Subronto Laras, Proton dianggap kurang mumpuni untuk dapat menarik perhatian di Indonesia.

Hal itu didasarkan pada spesialisasi Proton yang selama ini lebih mengincar pasar sedan. Ironisnya, minat konsumen Tanah Air pada mobil sedan ternyata sangat rendah, kurang dari dua persen.

"Seperti yang kita ketahui bahwa mobil Proton yang masuk ke Indonesia berjenis sedan semua," kata Subronto Laras kepada VIVA.co.id, Kamis 12 Februari 2015.

Sebelumnya, pihak ACL lewat Presiden Komisaris, Edi Yosfi, memaparkan alasan mereka memilih Proton. Menurutnya, hanya Proton yang bersedia alih teknologi.

"Karena Proton yang mau alih teknologi. Yang lain kan, memang assembly-nya saja yang di sini, tetapi mesin, atau ada beberapa komponen lain tidak," ujar Edi Yosfi.

Wapres Imbau Produsen Otomotif Manfaatkan Tax Amnesty


Laporan: Dian Kosasih/Jakarta/asp


Baca juga:

JK Bangga Penjualan Mobil Capai Satu Juta Unit per Tahun

Tips Sukses Bisnis Pencucian Mobil dan Motor

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya