Enam Kebiasaan Buruk Pembonceng di Atas Motor

Ilustrasi pembonceng
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Kegiatan membonceng selalu kerap dilakukan pengendara. Namun terkadang, masih banyak masyarakat yang tidak tahu bagaimana cara membonceng yang baik.

Menurut Agus Sani, Instruktur Safety Riding Wahana Makmur Sejati --Main Dealer Honda–DKI Jakarta Tangerang--, ada beberapa kebiasaan buruk yang kerap dilakukan pembonceng di atas motor.

Kebiasaan-kebiasaan itu bahkan dikatakannya dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Lantas, apa saja kebiasaan-kebiasaan tersebut? Berikut datanya seperti disampaikan WeloveHonda:

Duduk menyamping

Posisi duduk pembonceng disarankan mengikuti pengendara. Artinya, tidak duduk miring, agar keseimbangan pengendara saat melakukan manuver berbelok maupun menikung tetap stabil.
 
Tidak berpegangan

Pembonceng juga wajib berpegangan pada pengendara. Lutut pembonceng juga disarankan menempel ringan di pinggul pengendara. Hal ini dilakukan agar ketika pengendara melewati jalan sempit atau di antara mobil, lutut pembonceng tetap aman dan tidak terbentur.

Tidak fokus

Fokus saat berkendara tak hanya harus dilakukan si pembawa motor saja. Pembonceng dikatakan juga wajib fokus, agar dapat waspada terhadap hal-hal yang meningkatkan risiko buruk di jalanan.

Tidur di motor

Kebiasaan ini seringkali dijumpai di jalanan Indonesia. Padahal, tidur dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Tidur yang dilakukan pembonceng juga dapat mengganggu konsentrasi pengendara, terlebih badan si pembonceng bersandar tak karuan ke tubuh si pembawa motor.

Memainkan handphone

Sama seperti dua kebiasaan di atas, memainkan handphone juga dinilai dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Hal tersebut bertujuan agar ketika terjadi kecelakaan, pembonceng juga dapat mengantisipasi supaya cedera tidak terlalu fatal.

Bonceng lebih dari satu orang

Pembonceng disarankan tidak lebih dari satu orang. Artinya, hanya ada dua orang di atas motor saat berjalan di jalan raya. Kenyamanan pengendara dalam mengoperasikan sepeda motor merupakan hal yang penting, karena jika pengendara duduk terlalu ke depan akibat berboncengan lebih dari dua orang, maka akan sulit untuk melakukan manuver maupun mengoperasikan instrumen kelistrikan sepeda motor.

Baca juga:

Mengenal Rem ABS, Masalah dan Solusinya

Oli mesin.

Tips Bedakan Oli Asli dan Oplosan

Banyak produsen nakal yang kini memproduksi oli palsu.

img_title
VIVA.co.id
31 Juli 2017