- edorusyanto.wordpress.com
VIVA.co.id - Aparat kepolisian lalu lintas Malaysia, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan soal tingginya kecelakaan di Februari 2015. Pada bulan tersebut, sebanyak 199 orang tewas dalam kecelakaan selama 15 hari, enam orang lainnya dilaporkan mengalami luka berat.
Dari jumlah tersebut, 94 orang diidentifikasi berasal dari etnis Melayu, 41 orang dari etnis China, 31 dari India, 22 orang dari etnis lain, dan sisanya 11 orang asing. Demikian dilansir Paultan, Rabu 18 Maret 2015.
Menurut Kepala Polisi Lalu Lintas Malaysia, Mohd Fuad Abdul Latiff, hasil penyelidikan mengungkap bahwa masakan yang banyak mengandung santan dapat meningkatkan kematian, saat kecelakaan di jalan. Hal
itu dikatakannya pada Oriental Daily.
Untuk menjelaskan statistik ini, polisi lalu lintas mendalilkan bahwa masakan itu merupakan nasi uduk, atau di Malaysia disebut nasi lemak. Makanan itu diketahui dikonsumsi para korban dari etnis Melayu, sebelum terlibat kecelakaan.
Kata Abdul Latiff, 47 persen dari kasus kematian, karena mereka mengonsumsi makanan berkalori tinggi seperti santan yang cenderung menyebabkan orang merasa kantuk. Namun, kasus ini tidak ditemukan pada etnis lain seperti India, China, dan etnis lainnya.
Setelah makan makanan dengan kadar gula dan karbohidrat tinggi, gula darah dikatakannya akan meningkat dan ini diikuti dengan penurunan yang menghasilkan tingkat energi yang rendah. Jika sudah begitu, pengonsumsi akan merasakan lesu dan kantuk.
"Saya bukan seorang ahli tentang masalah ini dan ini hanya teori berdasarkan diskusi. Selain hal itu, tingginya jumlah korban, karena mereka mengemudi lebih cepat dari pengendara motor," ujar Latiff. (asp)
![vivamore="Baca Juga :"]
[/vivamore]
VIDEO: Kawanan Unta Bikin Mobil di Tol Kocar-kacir
Tabrakan beruntun pun terjadi.
