Lamborghini Jakarta: Kami Hampir Tidak Jualan

Peluncuran Lamborghini Huracan LP 610-4 di Jakarta, Kamis (4/9/2014).
Sumber :
  • VIVAnews/Herdi Muhardi

VIVA.co.id - Salah satu penyebab turunnya penjualan produk otomotif adalah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Kondisi ini ternyata tak hanya dirasakan pada penjualan mobil biasa, namun juga mobil supercar seperti Lamborghini.

Pamerkan 23 Mobil Baru di IIMS, Honda Klaim Banjir Pesanan

Hal tersebut, diungkapkan langsung oleh Chief Executive Officer (CEO) PT Artha Auto Lamborghini Jakarta, Johnson Yaptonaga. Dia mengatakan bahwa kondisi ekonomi saat ini sedang mengalami penurunan, dan hal tersebut sangat berpengaruh pada pasar otomotif.

"Untuk sales performance sekarang lagi slow down. Ya, seperti kita semua tahu, kondisi ekonomi memang lagi turun. Sebenarnya, ada dua isu yang pengaruhnya ke penjualan, yakni nilai tukar dan biaya masuk. Tax masuk mobil naik dari 75, jadi 125 persen," ungkapnya di kawasan Senayan, Jakarta, tadi malam.

Daihatsu Antisipasi Turunnya Daya Beli Masyarakat

Selain itu, Johnson juga menambahkan, akibat lesunya kondisi ekonomi di Tanah Air, Lamborghini Jakarta mengalami penurunan penjualan hingga 80 persen.

"Kalau ditanya pengaruhnya, sangat berpengaruh. Kami, bahkan hampir tak jualan. Kami coba bertahan dengan used car, karena untuk yang baru susah. Sekarang kami sistemnya, ada yang beli, baru kami pesan ke pabrik, biar enggak ada penumpukan barang,” jelas Johnson. (asp)

Kendaraan Makin Banyak, Tapi Jalanan Tak Bertambah
Toyota Calya

Belum Lama Meluncur, Penjualan Calya Sudah Salip Agya

Kisaran harga Calya antara Rp129,65 - 150 juta.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016