Kisah Biker Indonesia Menjelajah Alam Liar Australia

Kang JJ saat menjelajah Benua Australia.
Sumber :
  • Dok: Jeffrey Polnaja

VIVA.co.id - Penjelajah dunia dengan sepeda motor asal Indonesia, Jeffrey Polnaja, akhir pekan lalu, Sabtu 25 Juli 2015, akhirnya tiba di negara tetangga, Timor-Leste.

Bawa Kendaraan ke Luar Negeri, Ini Biaya Paspornya

Sebelum mencapai Timor Leste, pria yang akrab disapa kang JJ ini telah melakukan misi Ride for Peace (RFP) dengan berpetualang menjelajahi medan di sepanjang benua Australia dan Selandia Baru selama hampir empat bulan.

Kang JJ mengaku sangat bersyukur, bisa menyelesaikan tahapan penjelajahan yang cukup berat di Australia. Berbagai lintasan panjang dengan medan ekstrem dan cuaca buruk telah ia hadapi.

Pakai Motor, Pria Indonesia Ini Berhasil Keliling 97 Negara

"Benua Australia, walaupun dekat dengan Indonesia, telah memberikan nilai baru dalam hidup saya. Nilai tantangan serta pengalaman di Australia tidak saya temukan di negara-negara lain yang telah saya singgahi, sejak Ride for Peace pertama dan kedua ini. Benua ini memiliki tantangan alam dan budaya tersendiri," jelas Kang JJ, yang mengendarai sepeda motor BMW R 1150 GS bernomor polisi B 5010 JP.

Kang JJ masuk ke Benua Australia, setelah dirinya mampu mencapai kota paling Selatan di muka bumi, Ushuaia, Argentina, lalu kembali ke Utara menuju Gurun Atacama Santiago, Chili, pada awal tahun ini. Dari benua Amerika, ia mengirim motornya menggunakan kapal menuju Sydney, Australia, dan tiba pada Maret 2015 lalu.

Program Beasiswa Kuliah S1 di Jepang, Bebas Biaya dan Dapat Uang Saku Rp12 Juta Perbulan

Petualangan Penuh Tantangan

Di negeri Kanguru tersebut, dengan jarak yang ditempuh sejauh 11.500 kilometer (km), lintasan yang dilalui sebagian besar berupa tanah dan sangat berisiko.

Salah satu jalur menantang yang dilalui Jeffrey adalah Great Central Road, sebuah ruas terkenal menantang di Australia, di mana jalan masih berupa tanah sepanjang hampir 1.200 km.

Untuk melalui lintasan sepanjang itu, Jeffrey mengaku menghabiskan waktu tiga hari, sebuah perjalanan yang termasuk singkat, karena dilalui sorang diri dengan sepeda motor.

"Saya diingatkan bahwa tidak ada pihak di Australia yang bisa bertanggung jawab terhadap keselamatan saya di sepanjang jalur Great Central Road. Sedikit pun saya tidak menganggap remeh. Saya juga perlu surat izin perjalanan dari pemuka adat Aborigin, sebelum memasuki daerah-daerah tertentu untuk keselamatan," ujar Jeffrey.

Jeffrey menambahkan, rintangan terbesar dalam penjelajahan di alam Australia adalah lintasan ekstrem, hewan liar, dan cuaca yang tidak terduga. Beberapa titik lintasan tanah yang dilalui bahkan bisa menenggelamkan roda-roda sepeda motor. Sementara hewan liar juga bisa menyeruduk sewaktu-waktu. Bahkan Jeffrey sempat mengalami hujan butiran es yang sangat menyakitkan ketika menghantam tubuhnya.

"Saat siang, suhu udara bisa antara 28 sampai 30 derajat Celsius, tapi malam tiba-tiba jatuh hingga minus 4 sampai 6 derajat Celsius," kata pengelana yang sempat mengunjungi makam pahlawan perintis kemerdekaan Indonesia di Cowra, New South Wales, itu.

Sebagai catatan, sepanjang penjelajahan di Australia, Jeffrey mengambil rute dari Sydney, Cowra, Canberra, Wollongong, Snowy Mountain, Bairndale, hingga Melbourne. Dari situ, dia melajutkan perjalanan ke Adelaide melalui Great Ocean Highway, sebuah jalan berliku dan curam dengan pemandangan indah.

Setelah menghabiskan beberapa waktu di Adelaide, Jeffrey meneruskan misi RFP menuju Port Augusta, Alice Spring (Stuart Highway/Explorer Highway), lalu menjajak ke Uluru (Ayers Rock), hingga tiba di Leonora, setelah tiga malam perjalanan di sepanjang Great Central Road.

Dari Leonora, Jeffrey menuju Port Headland di Utara bagian Barat Australia. Dengan stamina yang masih bugar dan pengalaman mental yang kuat, dirinya menyusuri pantai barat Australia hingga Darwin, melalui Broome, Pine Creek, serta menyempatkan diri turun ke daerah Devil's Marble.

Sejak awal 2006 hingga Juli 2015, Kang JJ telah berkelana dengan sepeda motornya sejauh kurang lebih 420.000 kilometer, dan telah mengunjungi 97 negara di benua Asia, Afrika, Eropa, Amerika, dan Australia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya