Kencan Singkat Bersama BMW Active Tourer

BMW 2 Series Active Tourer.
Sumber :
  • Dok: BMW

VIVA.co.id - Bagi sebagian besar orang, nama BMW identik dengan sedan mewah, dengan kenyamanan maksimal dan banderol tinggi. Namun, tidak banyak yang mengetahui, BMW tidak pernah membuat mobil dengan roda depan sebagai penggeraknya.

BMW i8 Akhirnya Dijual Rp3,5 Miliar

Kini, pabrikan otomotif asal Jerman tersebut, rupanya mulai berani keluar dari tradisi, dengan menghadirkan mobil berpenggerak roda depan, yaitu 2-Series Active Tourer.

Tidak hanya itu saja, mobil yang meluncur resmi di Indonesia beberapa bulan lalu ini juga menjadi multi purpose vehicle (MPV) pertama mereka.

Menaklukkan Himalaya dengan Motor Royal Enfield

Hadir dengan panjang 4,34 meter, lebar 1,8 meter dan tinggi 1,55 meter, eksterior Active Tourer terlihat berbeda dengan produk BMW lainnya, meski masih menyisakan beberapa ciri khas.

Salah satu ciri khas BMW tampak pada bagian depan. Di bagian depan, lubang grille berbentuk ginjal (kidney grille) membuat siapa pun yang memandang akan tahu bahwa ini adalah produk BMW.

Toyota Calya Bisa Dijajal di GIIAS

Lampu depan dibekali dengan segudang fitur canggih, seperti lampu khusus untuk parkir, daytime running lights (DRL), dan sensor yang akan mendeteksi kapan lampu utama harus menyala.

Layaknya MPV mewah, pintu bagasi Active Tourer juga sudah dilengkapi dengan pembuka otomatis, baik melalui tombol maupun kunci remote. Yang unik dari fitur ini adalah, pengemudi bisa mengatur seberapa lebar pintu terbuka ke bagian atas. Ini sangat berguna saat hendak membuka pintu bagasi di tempat parkir yang tidak terlalu tinggi.

Masuk ke dalam kabin, maka nuansa kemewahan segera terasa. Baik jok baris depan maupun belakang dilapisi dengan material kulit, begitu pula panel pintu dan beberapa bagian dasbor.

Di bagian depan, baik jok pengemudi maupun penumpang dilengkapi dengan pengatur elektronik. Komputer mobil akan menyimpan data posisi jok pada kunci remote dan memory pada jok, sehingga pemilik tidak perlu repot mengatur ulang, jika mobil sebelumnya dipinjamkan ke orang lain.

Meski secara umum susunan panel instrumen dan tombol mudah dijangkau oleh pengemudi, namun letaknya yang tersebar di beberapa bagian, dirasa kurang ideal oleh mereka yang tidak terbiasa mengemudikan mobil dengan banyak fitur canggih.

Tombol pengaturan lampu berada di dasbor bagian kanan, sedangkan sisi kiri ada tombol untuk menyalakan mesin dan mematikan fitur auto start stop. Pada konsol tengah, tersedia tombol untuk mengakses layar informasi.

Masih di konsol tengah yang terhubung dengan dasbor, tersedia tombol untuk memilih mode berkendara, sport, comfort dan eco. Di atasnya, terpajang instrumen untuk mengatur pendingin kabin dan sistem audio.

Sementara itu, di setir, ada beberapa tombol lagi, yakni untuk mengaktifkan pembatas kecepatan di sebelah kiri dan tombol audio di sebelah kanan. Tombol yang biasa dipakai untuk mengakses panel instrumen berada di tuas kiri, jadi satu dengan tombol lampu belok dan lampu jauh.

BMW 2 Series Active Tourer.

VIVA.co.id berkesempatan menjajal kemampuan Active Tourer selama dua hari. Rute yang dipilih adalah mulai dari Bekasi hingga kawasan Alam Sutra, Tangerang. Selama perjalanan, mobil diisi oleh tiga orang dewasa dan satu balita.

Meski kapasitas mesin hanya 1.500cc dan berpenggerak roda depan, namun Active Tourer memiliki karakter khas BMW, yakni stabil dan nyaman. Suspensi dapat meredam guncangan jalan dengan sangat baik, dan setir juga merespons arah yang dikehendaki dengan cukup sempurna.

Kestabilan mobil diuji saat melintasi jalur memutar 270 derajat yang akan menuju pintu masuk tol. Pada kecepatan sekitar 50 kilometer per jam, penumpang dapat tetap duduk nyaman tanpa bergeser dari kursinya.

Sebagai sebuah mobil MPV, tentu saja kemampuan menampung barangnya harus diuji. Dan tidak ada yang lebih cocok selain memasukkan lemari knock down dengan panjang 1,8 meter ke dalam mobil.

Untuk bisa memuat lemari panjang tersebut, sandaran jok tengah direbahkan, dan papan lemari dimasukkan hingga menyentuh sandaran tangan tengah bagian depan. Masih ada sisa ruang di kiri dan kanan bagasi untuk menyimpan berbagai belanjaan lain yang cukup banyak.

Konsumsi bahan bakar mobil ini sebenarnya terbilang irit untuk ukuran mobil buatan Eropa, namun tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan MPV Jepang. Mesin yang dibekali turbocharger mampu menghasilkan 136 daya kuda dan torsi 220 Newton meter.

Saat berkendara dengan mode eco (tanpa mengaktifkan fitur auto start stop), konsumsi bahan bakar tercatat sekitar satu liter untuk tiap 12 kilometer. Angka ini bisa lebih irit lagi, jika mobil digunakan untuk bepergian ke luar kota, tentunya dengan arus lalu lintas yang normal.

BMW 2 Series Active Tourer.

Meski hadir dengan beberapa perubahan besar, namun BMW berhasil membuat sebuah mobil keluarga yang nyaman dan tetap mengusung konsep sporty. Jika dibandingkan dengan MPV lain, mungkin Active Tourer tidak irit dalam hal pemakaian bahan bakar.

Namun, jika berbicara soal kenyamanan, bisa dikatakan bahwa mobil yang dijual dengan harga Rp619 juta off-the-road ini sudah 90 persen mirip dengan mobil MPV mewah yang menawarkan berbagai fasilitas dan ruang lega untuk keluarga.

Satu-satunya yang cukup mengganggu adalah adanya lekukan di belakang konsol tengah, tepat di antara kaki penumpang tengah. Lekukan ini harus ada, karena BMW berencana untuk menyediakan Active Tourer dalam versi all wheel drive.

Namun, untuk soal kemewahan ala mobil Eropa, Active Tourer sudah cukup sempurna. Suara luar dapat diredam dengan sangat baik, sehingga penumpang dapat terlelap dengan nyenyak, sedangkan pengemudi juga percaya diri saat melintas di jalur yang tidak rata, tanpa khawatir akan membangunkan penumpang yang ada di belakang. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya