Tanggapan Proton Dapat Kucuran Dana Rp5 Triliun

Pabrik Proton di Malaysia.
Sumber :
  • www.corporate.proton.com

VIVA.co.id – Polemik peminjaman uang yang ditujukan Proton kepada  Pemerintah Malaysia semakin hari semakin menimbulkan tanda tanya. Saat Mahathir Mohamad masih menjabat sebagai chairman di perusahaan tersebut, pemerintah Malaysia tidak mengabulkan peminjaman dana yang diajukan.

Diam-diam Proton Mulai Bangkit dari 'Mati Suri'

Namun, Jumat, 8 April 2016 kemarin, Proton mengumumkan bahwa pemerintah Malaysia telah menyetujui pinjaman lunak kepada produsen mobil nasional tersebut, sebesar 1,5 miliar Ringgit (setara dengan Rp5 triliun).

Dilansir dari Paultan, Senin, 11 April 2016, Chief Executive officer (CEO) baru Proton Ahmad Fuaad Kenali menanggapi bantuan yang diberikan kepada perusahaannya.

Curhatan Sedih Mahathir Mohamad Saat Proton Dicaplok Geely

"Pengumuman (pinjaman) yang dilakukan oleh pemerintah akan mempercepat proses rencana perubahan yang dilakukan oleh Proton, yang meliputi tiga model baru yang dikeluarkan Proton tahun ini, dimulai dengan Perdana. Dengan penambahan anggota baru dari manajemen, saya yakin, perusahaan akan berjalan dengan baik," kata Fuaad.

Menurutnya, Proton akan terus fokus pada peningkatan produk dan jasa, dalam rangka melayani konsumen dengan lebih baik.

Mahathir Lengser, Pinjaman Dana Proton Cair

"Proton juga terus terlibat dengan mitra strategis untuk mencari peluang kolaboratif, sehingga dapat meningkatkan penawaran produk. Saya percaya, bantuan pemerintah akan memperkuat kepercayaan mitra kami di Proton," jelas Fuaad.

Proton menyadari sepenuhnya, bahwa kehadiran mereka secara langsung akan memengaruhi pertumbuhan industri otomotif Malaysia, yang melibatkan perusahaan, konsumen, karyawan, penjual, pemasok dan diler.

"Kami menghargai bantuan dari pemerintah, dan mengakui semua kekhawatiran yang disorot oleh pemerintah," kata Fuaad.

Sayangnya, Fuuad tidak menjelaskan, apakah ada hubungan antara mundurnya Mahathir dengan cairnya pinjaman dana tersebut. Mahathir sendiri pernah mengatakan, bahwa ia adalah orang yang tidak diinginkan pemerintah.

Selain mundur dari Proton, ia juga melepas jabatannya sebagai penasihat Petronas dan beberapa perusahaan lain.

Laporan Yasin Fadilah/Jakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya