Catat, Banjir Musuh Bebuyutan Motor Injeksi

Ilustrasi/Pemotor melintasi banjir Jakarta
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA.co.id – Motor jenis injeksi saat ini tengah menjadi idola baru di masyarakat. Hal ini beralasan, karena memiliki sejumlah keunggulan. Tetapi meski ada beberapa kelebihan, namun motor jenis injeksi juga memiliki kelemahan. Utamanya saat musim hujan datang seperti sekarang ini.

Bahaya Motor Injeksi Nekat Terobos Banjir

Menurut manajer sportisi MotorSport, Brahmanto, motor jenis injeksi rentan saat menerabas banjir karena sensor komputer bisa masalah atau konslet. Jenis motor injeksi yang lebih rentan, terdapat pada motor sport.

“Sepeda motor sport, apalagi yang sudah injeksi dibuat bukan untuk pandai berenang, tetapi untuk dinikmati performanya yang kencang. Kalau ketemu banjir, trik paling aman ya jangan diterjang,” ujar Brahmanto seperti dilansir WeloveHonda, Rabu, 21 April 2016.

Benarkah Motor Injeksi Tak Perlu Lagi Dipanaskan?

Pada sepeda motor dengan teknologi tinggi, jika menerabas banjir akan sangat rentan. Meski pun pada umumnya pabrik sudah mendesain sensor-sensor yang tersebar pada mesin itu terlindungi dari air. Tetapi jika kena apes, dan sensor itu ternyata masalah ketika terendam, sudah pasti terjadi konsleting. Kalau sudah begini jadi harus diagnosa ulang.

Dia menganjurkan, ada beberapa teknik khusus yang bisa dilakukan agar air tak masuk ke ruang bakar melalui pembuangan jika tetap nekat ingin menerabas banjir. Tahan gas di posisi gigi satu supaya RPM tinggi dengan memainkan kopling. "Kalau bisa jangan berhenti, tetapi risiko yang akan dialami adalah kampas kopling yang besar kemungkinan akan habis. Tetapi tetap lebih murah dibandingkan harus mengganti apabila water hammer," kata dia.

Cuci Motor Injeksi, Jangan Semprot Tiga Komponen Ini

Jika kendaraan mati di tengah banjir, paling bijak adalah tidak menyalakannya kembali, karena khawatir air sudah masuk ruang bakar. Ada baiknya langsung dibawa ke bengkel terdekat, copot busi dan lubangnya disemprot angin bertekanan tinggi dengan harapan air keluar semua sampai habis.

“Sambil diputar crank as pakai tangan, terus semprotkan angin sampai gerakan piston lancar kembali. Kemudian oli dibuang dengan oli biasa untuk membilas. Putar pakai tangan selama 10-15 menit, lalu ganti oli lagi sekaligus filternya,” kata Bram.

Perhatikan posisi air intake

Hal senada juga disampaikan Atam, salah seorang mekanik bengkel ternama di Jakarta Barat. Kata dia, meski motor injeksi memiliki beberapa keunggulan seperti irit bahan bakar dan lebih ramah lingkungan, namun juga memiliki kelemahan di momentum tertentu.

Motor dengan sistem injeksi rupanya lebih rentan mogok dibanding motor yang menggunakan karburator saat melintasi daerah banjir.

"Motor jenis Injeksi itu sering mogok apabila harus melewati banjir. Sering mogoknya itu karena motor jenis ini akan korslet saat melewati air yang agak dalam. Itu salah satu penyebab mogoknya motor injeksi," kata Atam kepada VIVA.co.id.

Motor jenis ini juga akan lebih sulit untuk kembali menyala saat mogok karena terkena banjir. Karena kelemahan ini, para pengguna motor injeksi harus lebih berhati-hati saat melintasi daerah banjir.

Kata dia, yang juga penting untuk diperhatikan adalah letak air intake. Pada motor sport injeksi letak air intake tersebut terletak di tengah atau di bawah jok. Jadi kalau ketinggian air tidak sampai posisi intake, kemungkinan bisa melibas banjir.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya