- Dok: Yudi/narasumber
VIVA.co.id – Wahyudi Riyanto (40 tahun), warga Jalan Tegal Parang Utara Nomor 6, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, sukses membuat heboh. Pria yang akrab disapa Yudi ini berkeliling Jakarta dengan sepeda motornya dengan kostum superhero ala komik.
Aksi ini dilakukan agar kostum yang dipakainya laku terjual, demi biaya hidup seorang istri dan satu anaknya. Dia saat ini tak bekerja, selepas berhenti sebagai pekerja bagian artistik di stasiun televisi swasta di Jakarta Selatan.
Menurutnya, aksi yang dilakukannya bukan tanpa tentangan oleh istri dan anaknya. Namun, tekadnya sudah bulat untuk menjual kostum karyanya itu yang kini dijualnya dengan harga Rp2 juta.
"Bapak kaya orang gila, bikin malu saya saja, sudah enggak usah begitu-begitu lagi. Apa kata orang nanti," kata Yudi menirukan ucapan istrinya saat berbincang dengan VIVA.co.id, Kamis, 12 Mei 2016.
Menurutnya, ucapan serupa juga datang dari anaknya. "Ayah gila. Malulah, Yah," kata Yudi menirukan ucapan anaknya.
Namun demikian, Yudi mengaku bersikukuh tetap akan melakoni aksinya sampai tiga kostum yang dimilikinya dapat terjual semua. Sang istri dan anak bahkan kini sudah tampak terbiasa dengan kelakuannya. "Saya punya tiga kostum, ketiganya masing-masing saya jual Rp2 juta. Sudah ada yang tertarik, tapi nanti baru saya jual," kata dia.
Dia menceritakan, selama berbulan-bulan keliling menjual kostum superhero-nya, ia hanya mengandalkan gaji dari istrinya yang bekerja di toko buah segar di Jakarta Selatan. "Saya sudah jual banyak barang di rumah, playstation anak saya jual, radio tape, dan banyak lainnya untuk biaya hidup. Saat ini saya masih belum kerja, jaga anak saja di rumah. Istri saya yang kerja," ujar dia.
Ada berbagai pengalaman menarik selama perjalanan setiap harinya dengan kostum dan sepeda motor kesayangannya. Tak sedikit orang yang memintanya untuk berfoto, merekam dengan telepon seluler, hingga sekadar bersalaman. Meski terbilang aneh, namun dia mengaku bahagia bisa membuat senyum banyak orang di jalanan Jakarta yang terkenal macet.
"Saya kadang sering menangis sendiri di balik topeng yang saya gunakan saat di jalanan. Di satu sisi mereka tertawa, tapi saya yang bikin tertawa kesusahan," kata dia.
(ren)
