Jok Belakang Sienta Sempit, Ini Kata Toyota

Toyota Sienta
Sumber :
  • Rushlane

VIVA.co.id – Sebagai produk baru, Toyota Sienta yang resmi diluncurkan di Indonesia Motor Show (IIMS) 2016 April lalu, langsung menyedot perhatian konsumen di Tanah Air. Dengan banderol antara Rp230-295 juta on the road Jakarta, mobil yang mengusung konsep baru berupa Multi Activity Vehicle (MAV) ini diketahui telah laku terpesan hingga 1.078 unit, per akhir April 2016.

Setelah Voxy, Toyota Sienta Baru Siap Mengaspal Agustus 2022?

Meski cukup laris, namun tak semua konsumen rupanya menyukai mobil tersebut, khususnya bagian kabin belakang, tepatnya di bagian jok baris ketiga. Sebab, dinilai hanya cocok untuk anak-anak atau dengan tinggi badan sekira 150 sentimeter. Meskipun orang dewasa yang duduk di kursi baris ketiga Sienta, tentu bakal terasa sempit.

Menanggapi hal tersebut, General Manager Marketing and Planning PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandi, angkat bicara. Menurut dia, untuk masalah desain, kursi Sienta telah dibuat mengikuti konsep mobil MAV.

Toyota Sienta Baru Segera Hadir, Lebih Mewah dan Keren

“Perlu balance antar size mobil total dan seat arrangement. Dari hasil studi kami, space-nya cukup dan kompetitif di kelasnya,“ kata Anton saat berbincang dengan VIVA.co.id, Selasa, 17 April 2016.

Anton pun menegaskan bahwa ketebalan bangku yang dibuat untuk Sienta bukan asal-asalan, melainkan telah memiliki perhitungan desain, termasuk consider pelipatan bangku dan dive in seat nya. “Tetap ada consideration termasuk safety dan comfort-nya,” ujarnya.

MPV Toyota Buatan Indonesia Ini Laris di Negara Tetangga

Toyota Sienta diketahui memiliki panjang 4.235 milimeter, lebar 1.695 mm dan tinggi 1.695 mm serta jarak sumbu roda 2.750 mm. Khusus pasar Indonesia, ground clearance mobil ini juga lebih panjang dari edisi Jepang, menjadi 175 mm jika di Indonesia.

Rasa duduk di kursi baris ketiga

VIVA.co.id sempat mencoba mengukur sejauh mana kenyamanan kursi baris ketiga pada Toyota Sienta. Saat coba duduk di baris tersebut (tinggi badan kurang 168 sentimeter), lutut nyaris bersentuhan dengan jok baris kedua.

Jok baris kedua memang bisa dimajukan, namun jaraknya hanya pendek. Selain itu, untuk menyediakan ruang bagi baris ketiga saat dilipat, maka tinggi jok baris kedua dan ketiga dibuat sama. Dengan demikian, pandangan penumpang paling belakang ke arah depan akan sedikit terhalang.

Untungnya, ruang kaki pada jok baris pertama dan kedua dibuat cukup lega. Antara sisi kiri dan kanan tidak ada pemisah di lantai tengah, sehingga penumpang bisa bergeser dengan mudah saat hendak masuk atau keluar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya