Mobil Buatan Mahasiswa UI Siap Berlaga di Inggris

Mobil Kalabia Evo 5 buatan Mahasiswa Universitas Indonesia.
Sumber :
  • Herdi Muhardi/VIVAcoid

VIVA.co.id – Tim Sadewa dari Universitas Indonesia (UI) siap kembali mengharumkan nama Indonesia di ajang bergengsi Shell Eco-marathon Drivers World Champions (DWC).

Cukup 1 Liter Bensin, Mobil Ini Bisa Tempuh 177 Km

Perhelatan yang bakal diikuti berbagai tim dari seluruh dunia ini rencananya akan dilaksanakan  di Queen Elizabeth Olympic Park, London, Inggris, 30 Juni-3 Juli 2016.

Kali ini, Tim Sadewa akan memboyong mobil yang disebut 'Kalabia Evo 5'. Mobil ini sempat menjadi juara pertama di babak penyisihan Asia untuk kategori Urban Concept, yang merupakan mobil konsep citycar hemat energi, dengan catatan konsumsi bahan bakar 275 kilometer per liter. 

Tim Indonesia Sapu Bersih Balap Mobil Irit Energi se-Asia

Menurut manajer Tim Sadewa, Alfian Ibnu Pratama, untuk partisipasi di ajang DWC 2016 nanti, Kalabia Evo 5 kini sedang mengalami pembenahan, dan akan ikut dalam kategori berbahan bakar bensin.

Pemuda yang masih duduk di bangku kuliah Teknik Mesin 2013 itu juga menyatakan, sedang mengoptimalkan sistem rem, karena di DWC 2016 terdapat perubahan aturan, yakni mobil paling cepat tiba di garis akhir, namun tetap irit.

Tim Indonesia Mendominasi Ajang Adu Irit Mobil Tingkat Asia

"Kita harus juara dengan bensin yang dibatasi. Kita telah benahi mesin dan pengereman. Ini tantangan kita, tinggal satu bulan lagi, kita harus siap," ungkap Alfian saat ditemui di fakultas teknik UI, Depok, Kamis 19 Mei 2016.

Alfian juga menyatakan, gelaran kali ini memiliki tantangan yang cukup berat. Sebab, lintasan yang dilalui menanjak dan menurun, dengan ketinggian antara tiga meter hingga 12 meter.

"Untuk mesin, kami sedang mengupayakan agar dapat melakukan akselerasi di atas 50 kilometer per jam dengan jarak yang sedekat mungkin," ucapnya.

Menurut Social Investment Manager PT Shell Indonesia, Anita Setyorini, ajang Shell Eco-marathon DWC 2016 memang berbeda, karena mobil harus paling cepat sampai garis finish dan hemat bahan bakar.

"Peserta yang ikut ke London telah lolos kualifikasi awal, yang dilakukan di Eco-marathon di tiap wilayah di Asia, Amerika dan Eropa, Maret lalu. Dan Tim Sadewa salah satu dari perwakilan di Asia," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya