- VIVAnews/Sandy Mahaputra
VIVA.co.id – Oli merupakan suku cadang penting dalam kendaraan. Termasuk pada transmisi manual, peran oli tak bisa disepelekan. Saat ini masih banyak beredar mobil manual. Hal itu karena mobil manual dianggap lebih perkasa saat menanjak.
Mobil manual memang jarang mengalami kerusakan pada bagian transmisi. Namun jangan disepelekan karena tetap berpotensi rusak yang akhirnya tentu akan menghambat aktivitas Anda. Lalu bagaimana apabila telat mengganti oli transmisi khususnya pada mobil manual?
Menurut Oong, pemilik Bengkel Auto dibilangan Ceger, Jakarta Timur, transmisi manual memang tergolong jarang mengalami kerusakan. Hal ini dikarenakan transmisi mobil manual tidak mempengaruhi pembakaran pada mobil.
"Mobil manual agak jarang, buktinya mobil keluaran tahun lama saja masih awet. Namun, biasanya rusak akibat banjir karena transmisi mobil manual yang letaknya di bawah. Kadang, kalau sering melewati jalan yang banjir suka masuk air. Jadinya oli campur air, bisa jadi olinya sudah tidak lagi melumasi transmisinya," katanya saat ditemui VIVA.co.id, Senin 23 Mei 2016
Ia menyarankan agar ketika mobil sering melewati jalan yang terkena banjir langsung mengganti oli transmisi. "Sebaiknya kalau sudah kena genangan air, oli harus diganti. Sebab, nanti oli yang sudah kecampur dengan air akan mengurangi daya pelumasnya ke transmisi mobil," katanya.
Ia menambahkan agar para pemilik mobil manual untuk sering mengganti oli transmisi agar tetap awet. “Yang penting itu hanya ganti oli saja sama dicek sheelnya. Kalau kira-kira ada kebocoran seperti oli netes, sesegera mungkin diganti dan dicek," tambahnya
Untuk biaya yang dirogoh ketika oli transmisi manual mengalami kendala atau rusak, memang tak semahal kerusakan oli transmisi matik. "Tergantung merek mobilnya, kalau avanza, Rush hanya Rp500 ribu sampai Rp1,5 juta. Ganti kopling sama oli transmisi saja. Tapi kalau seandainya overhaul bisa sampai Rp1,5 jt lebih," katanya.