Kecurangan SPBU Nakal Terbongkar, Begini Modusnya

SPBU
Sumber :

VIVA.co.id – Tim Subdit Sumber Daya Lingkungan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menindak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) nakal di Jalan Raya Veteran, Rempoa, Bintaro, Tangerang Selatan.

Serepot Ini Sepeda Motor Injeksi Kalau Kehabisan Bensin

SPBU dengan nomor 34-12305 diduga melakukan tindak pidana dengan cara mengurangi jumlah takaran atau isi bahan bakar dari mesin dispenser BBM.

Menurut Kepala Subdit Sumdaling Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, AKBP Adi Vivid, kelima pelaku yang merupakan pengelola dan pengawas SPBU tersebut sudah ditetapkan menjadi tersangka. Adi menjelaskan, dalam menjalankan bisnis nakalnya tersebut, para pelaku menggunakan remote untuk mengendalikan dispenser SPBU.

Pria Ini Lempar Ular Kobra ke Kantor SPBU, Ternyata Ini Alasannya

"Mereka menggunakan remote, kalau lampu nyala berarti normal, kalau mati berarti sedang dimainkan," kata Adi kepada wartawan di lokasi, Senin, 6 Juni 2016.

Dari interogasi dengan salah satu tersangka yang merupakan seorang pengawas di SPBU tersebut, yang bersangkutan mengakui dan mengetahui bahwa alat regulator stabilizer dan sengaja dipasangkan guna memengaruhi daya listrik ke dispenser pengisian BBM.

Rugikan Masyarakat Rp6 Miliar, SPBU di Medan Disegel

"Sehingga dapat mengakibatkan terjadinya pengurangan jumlah takaran BBM yang diisikan ke kendaraan bermotor milik konsumen," ujarnya.

Lebih lanjut, Adi menuturkan, alat tersebut diatur oleh remote. Jadi, jika dipencet semua mesin dispenser SPBU tersebut yang berjumlah tujuh unit, tentu akan mengurangi takaran. "Jadi kalau dihitung per 20 liter, mereka ambil satu liter, ada juga mesin per 20 liter diambil 200 mililiter," katanya.

Dari pengakuan tersangka, aksi licik tersebut sudah mereka lakukan selama satu tahun ini. "Jadi mereka, pengelola sepakat bertiga, bagaimana membuat lebih untung," ucapnya.

Dari hasil keuntungan, Adi tidak bisa menjelaskan, sebab pihaknya belum bisa menghitungnya. "Coba saja Anda hitung, mereka isi 17 ton seharinya, per 20 liter mereka curangi dengan diambil satu liter, jadi berapa itu untungnya," ujarnya.

Adi juga menyebut, modus dengan menggunakan remote ini merupakan modus baru. Menurutnya, pengungkapan modus dengan remote cukup sulit.

"Jadi ini baru dibanding dengan konvensional alatnya, ini sulit diungkap, karena pelaku saat disidak bisa saja langsung mengembalikan takaran normal dengan remote yang dipencet dari lantai atas, saat kami tangkap pelaku tertangkap tangan," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya