Beli Rp300 Ribu, Motor Ini Laku Rp36 Juta

Hardjosudiro dan motor antiknya yang kini terjual Rp36,4 juta
Sumber :
  • VIVA.co.id/Daru Waskita

VIVA.co.id – Hardjosudiro benar-benar tak menyangka jika sepeda motor butut miliknya yang dibeli seharga Rp300 ribu beberapa tahun lampau, kini laku dijual seharga Rp36 juta.

BMW Motorrad Luncurkan Motor Klasik Cruiser Seharga Rp700 Jutaan

Ya, sepeda motor merek Suzuki produksi tahun 1977 berwarna hijau itu memang laku sangat mahal lantaran kedermawanan mantan murid Hardjosudiro di SMA Kolese De Britto, Yogyakarta.

Hardjosudiro, adalah pensiunan guru. Sejak tahun 1977, ia mengajar sebagai guru kimia di SMA Kolese De Britto dan baru saja pensiun sebagai guru pada tahun 2014.

Menteri PPPA Punya Motor Klasik Warisan Fatmawati

Kini suami dari Theresia Sutini ini mengabiskan masa tuanya di Kampung Mancasan Wirobrajan, Yogyakarta. Cerita Hardjosudiro, sepeda motor yang kini telah terlelang Rp36 juta itu memang memiliki kenangan tersendiri baginya.

Maklum, sepeda motor itu merupakan satu-satunya kendaraan miliknya yang terus dirawatnya hingga akhir pensiun. Dahulu, kata Hardjosudiro, ketika tahun 1970-an, selama mengajar ia hanya menggunakan sepeda ontel.

Mahalnya Harga Motor Klasik Lionel Messi, dan Canggihnya Mobil Listrik Rp200 Jutaan

Namun di tahun 1977, Romo di SMA Kolese De Britto menganjurkannya untuk membeli sepada motor karena pada tahun itu hampir semua guru sudah mengendarai sepeda motor.

"Romo kemudian meminjami uang Rp 300 ribu dan dibelikan motor baru. Setiap bulan gaji saya dipotong Rp 15 ribu kala itu," katanya, Senin 6 Juni 2016.

Dilelang Online

Kini, di usia senjanya. Usai Hardjosudiro dipasang alat pacu jantung oleh dokter. Ia sudah tidak memungkinkan lagi mengendarai sepeda motor. Sebab itu motor satu-satunya yang setia menemaninya itu dijual.

Ia pun meminta tolong mantan muridnya. Lalu motor itu pun ditawarkan secara online dengan mekanisme lelang kepada grup alumni SMA Kolese De Britto.

Dari lelang, sebenarnya harga tertinggi hanya Rp15 juta. Namun oleh seluruh mantan murid Hardjosudiro, ditambah lagi hingga menjadi Rp36,4 juta.

"Ya tidak mengira sebesar itu, tapi memang siswa dan alumni De Britto tertanam jiwa menolong. Dulu saat saya di rumah sakit mereka juga patungan untuk membantu," katanya.

Kini, bapak satu anak ini telah berhasil menjual motornya. Sebagian uang penjualannya justru ia sumbangkan ke sebuah yayasan yang mengurusi anak-anak difabel untuk wilayah Malang Jawa Timur dan Yogyakarta.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya