Sektor Otomotif RI Kalah dari Thailand Gara-gara MPV

Pekerja sedang mengecek mobil Kijang Innova di Pabrik Toyota Karawang 1.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Hadi Suprapto

VIVA.co.id – Tingginya pajak yang ditetapkan pemerintah untuk mobil sedan di pasar otomotif nasional, membuat mobil jenis tersebut kalah pamor dibandingkan jenis kendaraan lain, seperti Multi Purpose Vehicle (MPV), Sport Utility Vehicle (SUV), bahkan Low Cost Green Car (LCGC).

3 Kendaraan Hino Dapat Sertifikat TKDN

Menurut Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi, untuk meningkatkan pasar sedan, ada baiknya pajak yang diterapkan pada jenis mobil tersebut diturunkan, dari 30 persen menjadi 10 persen.

Selain bisa meningkatkan penjualan di Indonesia, Yohannes mengakui, penurunan pajak sedan bisa berimbas pada kesempatan bertambahnya investasi asing ke Indonesia, karena para produsen otomotif global ingin melebarkan sayapnya di Tanah Air.

Mobil SUV Edisi Terbatas Ini Dijual Seharga Fortuner

“Tolong kami diberikan fasilitas buat sedan. Jadi, sedan bisa maju di Indonesia. Dunia itu butuhnya sedan, kita bikinnya MPV. Ya susah,” ungkap Yohannes, Kamis 9 Juni 2016.

Permintaan Gaikindo kepada pemerintah untuk menurunkan pajak sedan telah dilakukan berkali-kali, namun hasilnya tetap nihil.

Mobil Rp104 Jutaan Ini Bensinnya 25 Km per Liter

Yohannes pun menganalogikan, pasar ekspor yang dilakoni di Indonesia untuk kendaraan roda empat layaknya sebuah kue donat dan kue semprong.

“Kalau orang di dunia mau makannya kue donat, tetapi kita produksi kue semprong. Ya enggak cocok. Para principal mau besarkan pabriknya dan membuat Indonesia jadi basis ekspor,” jelasnya.

Ekspor Indonesia kalah dari Thailand

Sementara itu, Ketua I Gaikindo, Jongkie D Sugiarto mengatakan, hingga saat ini Indonesia masih kalah dari Thailand dalam hal ekspor kendaraan. Di negeri Gajah Putih itu, ekspor mobil hingga saat ini mencapai 1,5 juta unit per tahun.

Sedangkan di Indonesia, lanjut Jongkie, dari total penjualan 1,2 unit, satu juta unit di antaranya untuk pasar domestik, sisanya ekspor. Padahal, Indonesia memiliki kapasitas produksi mencapai 1,9 juta unit.

“Dan, masih ada kapasitas produksi 700 ribu. Mau diapain? Kalau pasar domestik kita stagnan, kita masih bisa ekspor,” ujar Jongkie.

Menurut Jongkie, lemahnya Indonesia dalam hal ekspor, dibandingkan Thailand, karena Indonesia hanya mengandalkan MPV. Sedangkan di Thailand, produk yang dikirim ke luar negara tersebut sangat lengkap, mulai dari MPV, sedan, SUV, Pikap, Double Cabin, hingga hatchback.

“Karena, permintaan dunia itu tidak di MPV, tetapi sedan pada umumnya,” kata Jongkie. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya