Pendapatan Calo SIM Fantastis, Ini Langkah Polri

Satpas SIM
Sumber :
  • VIVAnews/Maryadie

VIVA.co.id – Praktik jasa calo pembuatan surat izin mengemudi (SIM) sudah menjadi rahasia umum di Indonesia. Para calo biasanya memberikan kemudahan dalam mendapatkan SIM, tanpa perlu khawatir gagal saat ujian teori dan praktik. Dengan bantuan calo, tes-tes tersebut dinilai hanya sebagai formalitas.

Disidak, Pengunjung Satpas SIM Daan Mogot Tak Bermasker Diberi Gratis

Jasa calo marak ditemukan di lingkungan Satuan Pelaksana Administrasi (Satpas) SIM. Bahkan, sejumlah pembuat SIM juga sudah terlebih dahulu janjian bertemu di lingkungan Satpas.

Pemandangan serupa juga terlihat di Satpas SIM Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat. Di tempat ini, praktik percaloan terlihat vulgar, tak ada kucing-kucingan. Para calo tak segan-segan menunjukkan status mereka.

Usai Diterjang Banjir, Korlantas Cek Pelayanan Satpas di Sorong

Beberapa waktu lalu, VIVA.co.id berhasil mewawancarai salah satu calo. Dalam perbincangan tersebut, calo yang tidak mau disebutkan namanya itu mengaku bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp6 juta setiap bulannya.

Menanggapi hal tersebut, Perwira Administrasi SIM Dirlantas Polda Metro Jaya, Iptu Efri SE mengatakan, saat ini Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mulai menerapkan sistem satu pintu (one gate system) bagi pembuatan SIM.

Polisi Layani Perpanjangan SIM Gratis bagi Tenaga Medis di Wisma Atlet

“Calo sebenarnya tidak akan ada, kalau masyarakat menyadari mereka mau mengurus SIM sendiri. Sebetulnya kami juga sudah memberlakukan sistem, agar calo itu diputus mata rantainya. Berbagai macam spanduk dan imbauan telah kami pasang, dan sistemnya juga kami berlakukan. CCTV kami pasang juga,” ujar Efri, Selasa, 21 Juni 2016.

Saat disinggung lebih jauh mengenai keterkaitan pihak oknum polisi terhadap pekerjaan calo, Efri menegaskan, bila pihaknya akan berlaku tegas terhadap siapa pun yang diketahui membantu sistem kerja calo.

"Hal itu akan menjadi pengawasan kami di sini. Jadi, saat ini ruangan itu sudah dibatasi dengan access card, jadi tidak sembarang orang bisa masuk. Kalau ada yang terindikasi, kami akan menegakkan. Saat ini sudah tidak ada lagi ruang (gerak), karena sudah pakai sistem. Calo tidak bisa berbuat apa-apa," kata Efri. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya