Benarkah Fitur Start-Stop Tak Merusak Mesin?

Starter mobil yang dilengkapi tombol khusus untuk mematikan fitur Start-Stop.
Sumber :
  • Autoevolution

VIVA.co.id – Jika Anda perhatikan, beberapa mobil keluaran terbaru telah dilengkapi dengan fitur Start-Stop. Fitur ini berfungsi mematikan mesin mobil saat berhenti akibat terjebak kemacetan, atau menunggu giliran di persimpangan yang diatur lampu lalu lintas.

Libur Nataru, Ngebut di Jalan Tol ini Siap-siap Ditilang

Cara kerjanya cukup sederhana dan tidak merepotkan pengemudi. Saat mobil berhenti selama lebih dari beberapa detik, komputer akan mematikan mesin mobil secara otomatis.

Jika mobil di depan mulai bergerak, pengemudi cukup menekan pedal gas. Komputer akan mendeteksi bahwa pedal gas diinjak dan mulai menyalakan mesin. Waktu yang dibutuhkan untuk menyalakan mesin sangat singkat, tidak lebih dari satu detik.

Bukan Cuma Mobil Baru, Ini Strategi Wuling Layani Konsumen di RI

Untuk bisa melakukan hal tersebut, produsen mobil memasang motor starter dengan kekuatan putar yang lebih besar dan memiliki daya tahan tinggi.

Fitur ini diklaim tidak hanya bisa menghemat pemakaian bahan bakar, namun juga mengurangi polusi udara dari mesin-mesin mobil yang terjebak di kemacetan.

Selain Punya Perintah Suara, Mobil Wuling Bakal Lebih Canggih

Selain itu, penambahan fitur ini juga tidak membuat bobot mobil menjadi lebih berat, sehingga efisiensi bahan bakar dapat terjaga.

Namun, benarkah fitur ini tidak memiliki kerugian sama sekali?

Dilansir dari Autoevolution, Kamis 23 Juni 2016, tidak semua orang percaya bahwa Start-Stop bisa menguntungkan pemilik mobil.

Salah satu wartawan yang biasa menguji mobil-mobil terbaru, Alex mengatakan, ia selalu mematikan fitur tersebut pada setiap mobil yang ia uji.

Alex beralasan bahwa mesin kendaraan tidak didesain untuk dinyalakan dan dimatikan berkali-kali dalam waktu singkat. Menurutnya, komponen mesin butuh waktu untuk bisa bekerja dengan optimal, setelah sebelumnya berhenti bekerja.

Salah satu contohnya adalah perangkat turbocharger yang dipasang di mesin. Meski sudah dilengkapi dengan pendingin khusus, namun panas yang dihasilkan tetap tidak bisa hilang dalam waktu singkat.

Itu sebabnya, dianjurkan untuk membiarkan mesin dengan turbocharger menyala selama kurang lebih satu menit sebelum dimatikan. Hal ini untuk menghindari kerusakan pada kipas yang ada di dalam perangkat tersebut.

Komponen lain yang juga diduga bakal cepat rusak dengan adanya Start-Stop adalah aki. Meski aki yang digunakan memiliki daya tahan tinggi, namun dengan banyaknya perangkat elektronik yang tetap bekerja saat mesin mati, membuat komponen ini bisa soak dalam waktu tidak terlalu lama. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya