Tiga Kerugian Bawa Sendiri Suku Cadang ke Bengkel

Servis mobil
Sumber :
  • VIVAnews/Herdi Muhardi

VIVA.co.id – Banyak orang mempercayakan bengkel resmi untuk perawatan kendaraan mereka. Selain mudah, rata-rata pemilik mobil baru masih memiliki jatah servis gratis, sehingga sayang jika tidak digunakan.

Libur Nataru, Ngebut di Jalan Tol ini Siap-siap Ditilang

Namun, setelah masa servis gratis habis, sebagian mulai berpaling ke bengkel umum. Hal itu dilakukan demi menekan biaya yang harus dikeluarkan untuk servis kendaraan.

Cara lain yang umum dilakukan untuk menghemat biaya servis adalah membeli sendiri suku cadang. Saat ini banyak sekali toko penyedia suku cadang resmi.

Keren, Layanan Servis Mobil Mercedes-Benz Kurang dari Satu Jam

Harga suku cadang yang ditawarkan jelas lebih murah dibandingkan membeli di bengkel resmi. Selisihnya variatif, mulai dari 10-20 persen lebih murah.

Toko bisa menjual suku cadang dengan harga lebih murah karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk jasa servis dan investasi bengkel. Hal ini berbeda dengan bengkel resmi yang butuh dana besar untuk operasionalnya.

Sekali Servis Lamborghini Bisa Buat DP Rumah

Biasanya, konsumen membeli suku cadang di toko dan kemudian membawa kendaraan ke bengkel untuk mengganti suku cadang yang bermasalah. Biaya yang harus dikeluarkan untuk jasa servis dianggap tidak seberapa dibanding selisih harga suku cadang.

Sayangnya, ada tiga kerugian yang bakal dialami konsumen, jika mereka melakukan hal itu. Dilansir dari Openbay, Selasa 12 Juli 2016, kerugian pertama adalah konsumen tidak mendapatkan garansi suku cadang.

Hal itu dikarenakan pihak bengkel tidak bisa menjamin kualitas suku cadang yang dibawa konsumen. Meski suku cadang tersebut asli, namun karena penjualnya adalah pihak ketiga, maka pihak bengkel tidak mau mengambil risiko.

Kerugian kedua adalah, jika konsumen mengalami kecelakaan akibat suku cadang tersebut gagal berfungsi, maka pihak bengkel tidak bisa dimintai tanggung jawab. Alasannya seperti yang pertama, bengkel tidak menjamin suku cadang yang diganti kualitasnya sama dengan yang mereka jual.

Terakhir, konsumen bisa saja salah memilih suku cadang. Hal ini tentu merepotkan diri mereka sendiri, karena harus kembali ke toko untuk mengganti suku cadang yang salah. Pihak toko belum tentu mau menerima kembali barang yang sudah mereka jual.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya