Tata Tidak Berniat Bikin Nano Jadi Mobil LCGC

Tata Nano.
Sumber :
  • Facebook Daiishi Enza

VIVA.co.id – Mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC) tengah digandrungi konsumen di Tanah Air. Ini tak lain karena mobil tersebut ditujukan bagi  pembeli mobil pertama yang memiliki dana pas-pasan.

Mobil Termurah Sejagat Dijauhi Konsumen

Meski demikian, ada mobil yang lebih murah dari LCGC, yakni Tata Nano. Mobil ini bahkan menyandang predikat sebagai mobil murah sejagat. Mobil dengan mesin dua silinder berkapasitas 625cc, di negeri asalnya, India, dijual Rp24-45 jutaan.

Lalu, berapa harga Nano jika dijual di Indonesia?

Dijual Rp40 Jutaan, Nasib Mobil Tata Nano Kini Terancam

Public Relation Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI), Kiki Fajar mengatakan, pihaknya tak mau berandai-andai berapa harga Tata Nano jika masuk ke Indonesia.

“Karena, kalau dikirim dari India itu kena pajak impor dan bea masuk, pajak pertambahan nilai, pajak Penjualan atas barang mewah, dan lain-lain,” jelas Kiki saat berbincang dengan VIVA.co.id, Selasa 12 Juli 2016.

Mobil Termurah Sejagat akan 'Disuntik Mati'

Tak bisa dipungkiri, jika masuk ke Indonesia, harga Tata Nano bisa naik sangat tinggi, bahkan diprediksi mencapai Rp85 jutaan.

Hal ini pula yang dikhawatirkan TMDI terhadap ekspektasi konsumen di Indonesia, yang terlanjur menganggap Nano adalah mobil murah.

Jika Tata Nano masuk ke dalam kelas LCGC, langkah yang harus di tempuh TMDI yakni mendirikan pabrik di Indonesia serta membuat mobil tersebut dengan konten lokal hingga 80 persen. Hal itu tentu membutuhkan dana investasi yang tidak sedikit.

Namun di balik itu semua, menurut Kiki, sebelum dijual, Tata harus melakukan survei dan riset, untuk mengetahui seberapa jauh kebutuhan serta ketertarikan masyarakat akan mobil tersebut.

Sayangnya, menurut pihak TMDI, berdasarkan hasil survei yang mereka lakukan beberapa tahun lalu, Nano dianggap kurang cocok untuk dijual di Indonesia.

“Kita pernah melakukan survei dan riset, ternyata tidak visible untuk pasar Indonesia,” ujar Kiki.

Kiki menyatakan, saat disurvei, konsumen di Indonesia tidak mau membeli mobil dalam kondisi standar. Mereka lebih memilih mobil yang kaya fitur serta performa yang mumpuni.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya