Kapan Mobil Berbahan Bakar Air Toyota Masuk Indonesia?

Toyota Mirai.
Sumber :
  • Herdi Muhardi/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Menghadirkan produk mobil ramah lingkungan terus digalakan perusahaan otomotif asal Jepang, Toyota. Hal ini pula dilakukan agen tunggal pemegang merek Toyota di Indonesia PT Toyota Astra Motor (TAM).

Libur Nataru, Ngebut di Jalan Tol ini Siap-siap Ditilang

Bertepatan dengan ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016, Toyota Indonesia memamerkan mobil ramah lingkungannya, Toyota Mirai. Mobil dengan bahan bakar air (H2O) ini dan emisi berupa air ini lahir pertama kali pada 2013.

Yang menjadi pertanyaan, apakah mobil hidrogen tersebut juga akan segera diboyong ke Indonesia?

Setelah Voxy, Toyota Sienta Baru Siap Mengaspal Agustus 2022?

Menanggapi hal itu Product Knowledge Head PT TAM, Gandhi Ahimsaputra ikut angkat bicara. Kata dia, Indonesia tergolong pantas untuk menghadirkan mobil ramah lingkungan ini. “Kami harus salat tahajud dulu,” ujar Gandhi saat ditemui di booth Toyota di GIIAS 2016, ICE, BSD, Tangerang Selatan.

“Gini saja, contohnya, dulu saja Toyota Prius kami engga ada bayangan Prius masuk sini (pasar Indonesia). Tapi akhirnya bisa jualan juga,” lanjutnya.

Hadir di RI Sore Ini, Bocoran Harga Toyota Voxy Baru Bikin Kaget

Di atas kertas, Toyota Mirai memang bisa dinikmati di mana saja, karena bahan bakar yang digunakan adalah hydrogen. Namun karena masalah infrastruktur yang tidak  memadai jika di Indonesia, diperkirakan untuk dalam waktu dekat teknologi ini belum siap dihadirkan.

Gandhi mengaku, untuk membuat kendaraan hidrogen gampang-gampang susah, berbeda dengan kendaranan lain, termasuk model gas atau CNG.

Sebab, untuk Toyota Mirai dengan bahan bakar hidrogen terdapat proses yang cukup sulit. Meski diakui hanya menggunakan udara yang beredar, namun karena untuk menghasilkan tenaga penggerak melalui convert, maka alat tersebutlah yang membuat mobil ini akan mahal jika dijual.

“Makanya kan belum masif. Kayak teknologi saja, semakin banyak yang punya semakin murah, logikanya itu saja. Harapannya, kalau sudah ada yang mulai, lama-lama makin banyak, lama-lama cost makin murah,” katanya.

Terkait dengan infrastruktur, Gandhi menyatakan bahwa itu bukanlah wewenang Toyota Indonesia, melainkan harus ada perbincangan antara pemerintah dengan principal.

“Dengan adanya mobil ini, kami sudah ngasih liat, ini mobil ramah lingkungan. Jadi, pemerintah harusnya lihat, menilai bagus juga idenya dan bisa ngikutin negara maju, dan berharap saja dari pemerintah ada yang terbuka matanya,” kata Gandhi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya