Begini Tips Agar Tak Tertipu di Bengkel Pinggir Jalan

Ilustrasi mobil
Sumber :
  • viva.co.id/Yasin

VIVA.co.id – Tingginya jumlah pengguna kendaraan berbanding lurus dengan menjamurnya sejumlah bengkel di berbagai wilayah. Namun demikian, tidak semua bengkel diler resmi atau rekanan.

Libur Nataru, Ngebut di Jalan Tol ini Siap-siap Ditilang

Sebaliknya banyak bengkel justru tidak resmi. Bahkan, dari sekian banyak bengkel umum, ternyata masih saja ada bengkel yang kerap berbuat curang, yakni menggunakan spare part palsu atau imitasi tanpa sepengetahuan sang konsumen.

Hal ini pula yang membuat Hutomo Hadi Saputro, Associate Consultan Ipsos Business Consulting sempat melakukan studi terutama di segmen after market. Dari hasil studinya tersebut, Hutomo tak menampik bahwa masih ada bengkel yang memanfaatkan ketidaktahuan akan perbedaan produk after market genuine parts dengan barang abal-abal alias imitasi.

Catatan Buat Orang Tua, 4 Bahaya Meninggalkan Anak di Dalam Mobil

Oleh karena itu, untuk mengetahui bengkel mana yang kredibel, dia menyarankan agar konsumen pergi ke authorized diler (bengkel resmi) atau pun branded workshop.

Lantas bagaimana dengan independent workshop atau bengkel umum, agar tidak tertipu? Kata Hutomo, ada baiknya mengenal lebih dahulu siapa mekanik dan bengkel yang dituju. Sebab, dengan mengenal mekanik, tentu itu akan mempemudah apa saja part yang sebenarnya harus diganti.

Mengenal Forged Piston, Teknologi Unggulan Yamaha Adopsi dari MotoGP

Untuk mencari mekanik yang tepat, lanjut dia, h?al ini bisa dilakukan dengan terlebih dahulu mencari informasi melalui keluarga, rekanan atau teman.?

"Kalau perlu lihat di forum-forum online, karena di sana biasanya mereka banyak memberikan masukan," kata Hutomo saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu 21 September 2016.

Namun bagaimana jika terjadi insiden darurat yang membuat mobil mogok dan mau tak mau harus mendatangi bengkel tak dikenal, Hutomo menyatakan, konsumen tak perlu khwatir, asal konsumen harus lebih cerewet atau galak.

"Misalnya, dari harga biasanya ada beda tipis kalau dikasih genuine dan non genuine, maka itu akan aneh, dan konsumen harus berani dengan orang bengkel, harus galak," katanya.

Sebaliknya, jika konsumen tak berani untuk berbicara lebih berani, Hutomo menyatakan tentunya hal ini akan menjadi target mekanik atau bengkel untuk berbuat nakal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya