Sidang dugaan kartel

Suzuki Blak-blakan Kalah Laris dari Honda-Yamaha

Launching Motor Suzuki NEX
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA.co.id – PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengakui belum dapat bersaing dalam penjualan sepeda motor jenis skuter matik. Sebab, itu masih kalah dengan merek lain yang rutin mengeluarkan pilihan tipe matik setiap tahun, Yamaha dan Honda.

KPPU Bakal Tagih Denda ke Honda dan Yamaha

Menurut Departement Head Marketing and Sales 2W PT SIS, Yohan Yahya, mulai tahun ini pihaknya tidak lagi memproduksi motor matik model Next. Minat masyarakat yang rendah akan sepeda motor matik keluaran Suzuki menjadi penyebab turunnya angka penjualan.

"Secara keseluruhan motor Suzuki kita mengalami penurunan. Dari 2005 penjualan kita masih 900 ribu unit dalam setahun. Tahun kemarin 109 ribu," kata Yohan dalam persidangan di KPPU, Jakarta, Rabu 5 Oktober 2016.

KPPU Digugat Konsumen Skuter Matik

Yohan menjelaskan, banyak faktor penyebab kurang diminatinya motor matik Suzuki di Indonesia. Selain layanan purna jual yang terbatas, model desain sepeda motor juga turut berperan. "Mau diakui model kita tidak terlalu bersaing dengan teman-teman yang ada, jaringan otomatis juga turun," ujarnya.

Dalam melahirkan satu desain motor matik, Suzuki tidak bisa disesuaikan untuk pasar Indonesia saja. Sebab motor juga diekspor ke beberapa negara di Asia hingga Eropa.

"Kita biasanya bikin per global, minimal Asia Tenggara yang harus menyesuaikan dengan negara-negara lain. Sehingga modelnya itu bisa dikata untuk Asia sementara itu. Contohnya Address, kita bikin untuk accept di Eropa," ungkapnya.

Kasasi Ditolak MA, Honda dan Yamaha Dinyatakan Bersekongkol

Dengan begitu, divisi roda dua Suzuki Indonesia lebih banyak menjual hasil produksinya ke negara lain ketimbang memenuhi kebutuhan di dalam negeri. "Sebulan, 10 ribu ekspor ke beberapa negara, Eropa, Australia, Asean juga, lebih besar ekspor," kata Yohan.

Dia mengakui jika desain motor matik keluaran Suzuki kalah cepat dengan pabrikan lain di Indonesia. Apalagi, dalam membeli sepeda motor, masyarakat tidak hanya melihat fungsionalnya saja tetapi juga faktor gaya turut menjadi pertimbangan.

Suzuki biasanya mengganti desain sepeda motor minimal setiap empat atau lima tahun sekali, sementara pabrikan lain lebih bisa mengikuti keinginan pasar dengan mengeluarkan desain baru paling tidak setiap enam bulan. "Untuk develop satu motor butuh biaya yang besar. Akhirnya biaya besar dengan volume mengecil, kita tetap ketinggalan dengan merek lain," ujarnya.

Ditambah lagi dengan ketersediaan suku cadang yang tidak bisa sembarangan dipakai konsumen. Berbeda dengan merek lain, suku cadang sepeda motor Suzuki jarang diproduksi oleh pihak ketiga, sehingga konsumen tidak punya banyak pilihan dengan hanya membeli produk orisinal.

Yohan beralasan, hal itu dilakukan Suzuki untuk mempertahankan kualitas produk yang dikeluarkannya. "Kita waktu itu melakukan permintaan itu. Kita mencoba bertahan dengan kualitas kita," katanya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya