Tak Kantongi SIM Jadi Penyebab Tingginya Angka Kecelakaan

Motor lawan arus hindari razia.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Pengendara sepeda motor diminta dapat mematuhi segala peraturan lalu lintas yang berlaku. Termasuk memperhatikan kelengkapan dokumen kendaraan.

Operasi Keselamatan 2024 Rampung, Catat 372 Orang Tewas Karena Kecelakaan

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) tidak memungkiri jika tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor akibat faktor ketidakpatuhan pengendara.

Menurut Ketua bidang Komersial AISI, Sigit Kumala, meski melibatkan banyak pihak, penyebab kecelakaan terbesar karena tidak adanya Surat Izin Mengemudi (SIM) oleh pengendara.

Korlantas Polri Beri Bantuan ke Bocah SD yang Kecelakaan hingga Kaki Kanan Diamputasi

"Jadi kalau melihat masalah razia itu banyak sekali motor yang melawan arus," katanya di Kawasan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Selasa 25 Oktober 2016.

Begitu pula dengan tingkat kepatuhan pengemudi angkutan umum yang seenaknya menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat. Berbeda di negara maju, di mana angkutan umum hanya berhenti di setiap halte.

Utamakan Keselamatan, Ini Tips Aman Berkendara Sepeda Motor

Dia menjelaskan, asosiasi selama ini selalu mendukung keselamatan berkendara terhadap konsumen sepeda motor. Untuk meminimalisir angka kecelakaan lalu lintas. Namun, upaya itu kerap tidak diindahkan oleh pengendara sendiri yang enggan mengikuti program safety riding.

"Kalau tidak ikut safety riding kan masih teknologi kayak sepeda. Kalau lihat ibu-ibu kan kalau mau ngerem kakinya tuh turun, bukan nyindir ibu-ibu ya tapi kenyataannya begitu," ujarnya.

Dia menambahkan, masyarakat tetap akan menggunakan sepeda motor apabila moda transportasi umum belum dibenahi. "Transportasi umum kan masih jelek," kata Sigit.

Dia mengaku tidak setuju dengan perbedaan SIM yang diterbitkan kepolisian sesuai dengan volume mesin sepeda motor. Menurut Sigit, sepeda motor dengan cc rendah kurang mendapat tempat di hati masyarakat.

"Konsumen animonya ada nggak ke sana, kan tidak banyak. Kan cc segitu kecil kebutuhannya hanya untuk pemakaian di lingkungan kan. Ini jelas kebutuhan untuk tempat kerja sama ngantar sekolah. Mungkin ibu-ibu juga tidak mau," ungkap dia.

Ditambah lagi, produsen belum tentu mau memproduksi sepeda motor dengan cc kecil secara massal. Minimnya animo kebutuhan masyarakat membuat nilai jual sepeda motor dengan cc kecil diragukan produsen. "Kalau dari industri orang mimpinya naik motor sport kok, bukan cc kecil," katanya.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya