Nasib Belasan Diler Ford, Kini Cuma Jual Suku Cadang

Ford hengkang dari Indonesia pada Rabu 10 Februari 2016.
Sumber :
  • ANTARA/Hafidz Mubarak A

VIVA.co.id – PT Ford Motor Indonesia (FMI) selaku agen pemegang merek Ford di Indonesia belakangan memutuskan menutup kuku bisnisnya. Ford Motor Company selaku principal kemudian menunjuk RMA Group untuk melayani pelanggan yang ada di Tanah Air.

Mobil Baru Pesaing Suzuki Jimny Dijual Rp14 Miliar

Jika sebelumnya 31 diler memilih untuk menuntut ganti rugi Rp1 triliun, kini tak lagi demikian. Kedua pihak memilih berdamai tanpa dibeberkan hasil kesepakatan keduanya.

Meski demikian, pascahengkangnya FMI dan kini diambil alih oleh RMA Group, belasan diler di bawah Nusantara Ford kini tampak miris kondisinya. Sebab, mereka kini hanya menjual suku cadang tanpa ada unit baru Ford. Andai pun mereka masih jualan, semata-mata menghabiskan stok yang ada di Nusantara Ford.

Buka Tahun 2021, Mitsubishi Jual Lebih dari 6 Ribu Mobil di RI

Menurut salah seorang sumber terpercaya yang mempunyai posisi penting di Nusantara Ford, RMA kini hanya memiliki peran sebagai aftersales. Sementara itu, untuk unit baru, tidak.

"Kalau di sales, unit baru masih tetap rilis stok, karena enggak ada unit yang masuk lagi. Jadi memang enggak ada untuk pemesanan baru lagi," ujar sumber tersebut kepada VIVA.co.id, Selasa 29 November 2016.

Mobil Ini yang Jadi Penopang Jualan Honda di Indonesia

Ia mengatakan, 11 diler yang merupakan bagian jaringan Nusantara Ford tersebar di Jakarta dan Kalimantan. Menurut dia, kini semua diler hanya berfungsi sebagai penyedia suku cadang dan melayani servis. "Spare parts masih jalan sampai 10 tahun ke depan. Jadi diler dibiarkan kosong, kalau unit (mobil) stok sudah habis," tuturnya.

Diketahui, PT Ford Motor Indonesia gulung tikar. Hal itu terjadi lantaran perhitungan bisnis. Ford dinyatakan tak bisa mendapatkan banyak keuntungan di Indonesia. Operasi sepenuhnya akan dihentikan serentak pada paruh kedua 2016.

Kementerian Perindustrian menyebut keputusan yang diambil oleh FMI bukanlah karena faktor pajak kendaraan Completely Built Up (CBU) atau yang didatangkan secara utuh ke Indonesia, melainkan karena kalah bersaing.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya