Nasib Tragis Bus 'Mengangkang', Batal Beroperasi?

Bus kolong atau Transit Elevated Bus (TEB) diuji coba
Sumber :
  • CCTVnews

VIVA.co.id – Belum lama ini China memperkenalkan sarana transportasi publik masa depan mereka yang diklaim sebagai solusi kemacetan di daratan Tiongkok dan bisa diterapkan di banyak negara. Sarana transportasi publik itu bernama Transit Elevated Bus (TEB) atau dijuluki sebagai bus mengangkang. Versi purwarupanya telah diperkenalkan baru-baru ini di Beijing International High-Tech Expo ke-19.

Video Innova Zenix Hybrid Tak Kuat Nanjak Jadi Sorotan Warganet

Di ajang tersebut, terlihat model TEB benar-benar nyata dan dikatakan bisa menjadi jawaban kesengsaraan publik soal transportasi massal yang amburadul di China. TEB merupakan sebuah kendaraan besar yang nantinya bisa berjalan melintasi kendaraan-kendaraan di bawahnya. Kendaraan ini juga terbilang nyaman, karena tidak mengganggu lalu lintas di bawahnya.

Namun demikian, seperti dilansir Shanghaiist, Rabu 7 Desember 2016, setelah dua bulan diperkenalkan, kondisi bus itu kini terlihat benar-benar memprihatinkan. Seorang wartawan lokal yang menyambangi lokasi pengujian di Qinhuangdao, Tiongkok, melaporkan bus nampak berdebu serta garasi yang dipenuhi gempuran karat.

Karung Ini Selamatkan Banyak Nyawa Pengendara Motor

Kondisi memprihatinkan bus mengangkang TEB.

Hanya nampak dua orang penjaga berusia tua yang berada di lokasi pengujian, dan mengaku tak tahu apakah proyeksi pengembangan masih sesuai rencana. "Para manajer dari perusahaan telah lama tak ke sini, dan saya tidak dapat menghubungi mereka," kata salah seorang penjaga yang tak disebutkan namanya.

Pengendara Motor Akrobat Depan Kantor Polisi, Endingnya Sesuai Harapan Netizen

Hal ini tentu terbalik dengan kondisi pada awal Agustus, ketika TEB pertama kali melakukan "test-run". Acara digelar meriah, dengan mengundang ratusan media dari lokal maupun mancanegara. Sayangnya, pengujian itu tiba-tiba berhenti beberapa hari kemudian setelah media pemerintah China mengkritik adanya kesalahan prosedural serta kecacatan lainnya.

Pada awal September, diumumkan kembali jika TEB akan mulai dilakukan pengujian lagi, dan warga setempat diundang untuk ambil bagian. Namun, lagi-lagi semuanya redup dan bus mengangkang kini hanya terparkir berdebu di pojok garasi.

Lantaran tak jelas, warga kini terus berteriak agar tiga jalur yang ditutup untuk dipakai garasi kembali dibuka. Sebab, mereka mengaku menjadi korban lalu lintas, akibat adanya pemblokiran jalan oleh garasi bus mengangkang.

"Belum ada yang melakukan apa-apa dalam lebih dari dua bulan. Ini masih belum dibongkar," kata warga setempat Chen Peng. "Beri kami kembali jalan kami sehingga kami dapat melewatinya." Penduduk setempat juga mengaku tidak mampu menyingkirkan bus mengangkang itu dengan mudah.

Sementara itu, sewa untuk jalur pengujian sepanjang 300 meter sebenarnya berakhir pada 31 Agustus lalu. Namun, pada September Wakil Manajer dan Juru Bicara TEB Li Nancang menegaskan, pihaknya telah memperpanjang sewa selama satu tahun ke depan.

Bisa angkut 300 orang

Sebelumnya, uji coba TEB dilakukan di timur laut Qinhuangdao, Provinsi Hebei. Bus tersebut sepenuhnya digerakkan oleh listrik dan dijuluki TEB-1. Bus ini memiliki panjang 22 meter, lebar 7,8 meter, dan tinggi 4,8 meter. Bus jumbo ini mampu mengangkut penumpang 300 orang, di mana kursi yang disediakan sebanyak 55 unit, dan 245 orang lainnya bisa menumpang dengan berdiri.

Sementara jarak dari 'terowongan' di bawah bus adalah dua meter dan dapat mengangkangi dua jalur lalu lintas. Terdapat pula lampu lalu lintas di setiap sisinya.

TEB-1 dikembangkan dan dibangun oleh sebuah perusahaan China yang disebut Tebtech, yang berkantor pusat di Beijing. Perusahaan itu diketahui merupakan mitra pembuat kereta milik China. Jika melihat kabinnya, bus ini nampak seperti kereta api di sisi-sisinya. Kursinya pun seperti Kereta Listrik (KRL) di Indonesia, dengan model kursi memanjang. Di bagian tengah, ada kursi memutar dan terbatas.

Kabin TEB 1, bus mengangkang di China.

Ide bus mengangkang ini tentu menarik. Karena, bus itu tidak mengambil jalur jalanan, seperti Transjakarta atau bus Rapid Transit di sejumlah negara. Tetapi, hanya dibutuhkan rel di setiap sisi jalan. Biaya untuk membangun fasilitas pun dikatakan cukup tinggi, namun dinilai jauh lebih efektif.

Perusahaan mengatakan, mereka akan segera membuka jalur pengujian lainnya di Kota Changzhou di Provinsi Jiangsu.

Bus mengangkang TEB 1 di China.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya