Ban Dalam Perlu Diganti Secara Berkala?

Ban sepeda motor.
Sumber :
  • Motorcyclephillippines

VIVA.co.id – Posisi ban dalam motor yang tidak langsung terlihat membuat pemilik susah mengetahui kondisinya. Namun, bukan berarti Anda baru menggantinya jika ban sudah jebol.

Catatan Buat Orang Tua, 4 Bahaya Meninggalkan Anak di Dalam Mobil

Ban dalam tidak seperti ban luar yang punya indikator masa keausan, yaitu simbol TWI (tread wear indicator). Tanda SWI berupa segitiga yang tertera di sisi ban dan juga pada tonjolan pada sela-sela pola ban.

Dilansir dari Fdrtire, Selasa 31 Januari 2017, tanda itu menunjukkan batas keausan ban yang diizinkan oleh produsen, untuk menjamin performa ban. Jika keausan tapak ban sudah mencapai tanda ini, sebaiknya ban segera diganti.

Mengenal Forged Piston, Teknologi Unggulan Yamaha Adopsi dari MotoGP

Kembali ke ban dalam, memang tidak ada batas waktu untuk penggantiannya. Namun coba Anda ingat-ingat, sudah berapa kali ban dalam itu ditambal.

Semakin banyak tambalan, bisa berakibat putaran roda tidak seimbang. Permukaan ban juga tidak rata lagi, akan muncul benjolan yang berisiko tambalan kembali bocor. Sebaiknya, ganti ban dalam jika sudah terlalu banyak tambalan.

Pengguna Mobil yang Terjebak Macet di Puncak Wajib Periksa Ini

Kebiasaan membiarkan ban dalam keadaan kempis juga bisa jadi indikator untuk segera mengecek kondisi ban dalam. Ban yang kempis bisa menyebabkan pentil rusak, akibat ban luar menarik ban dalam saat roda berputar.

Akibatnya, posisi pentil miring dan bisa merusak ban dalam. Jangan menunda-nunda jika ban kempis, segera isi angin agar ban lebih awet.

Ada baiknya, saat mengganti ban luar, sekalian mengganti ban dalam. Meski tidak langsung bersentuhan dangan permukaan jalan, ban dalam juga bisa aus. Akibatnya, ban yang sudah lama dipakai akan mudah mengalami kebocoran. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya