- VIVA.co.id/Dian Tami
VIVA.co.id – Meski penjualannya tak menentu, namun pedagang mobil bekas (mobkas) di perkotaan maupun daerah semakin hari kian menjamur. Hal itu ditengarai karena bisnis mobil bekas menjanjikan banyak keuntungan.
Untuk menghadapi persaingan yang kian ketat, banyak pebisnis mobkas berlomba memilih mobil yang layak dijual dari segi kualitas dan harga. Selain itu, yang tak luput dipertimbangkan yakni apakah mobil dagangan mereka banyak diminati atau sebaliknya.
Menurut Samsul, penggawa diler mobil bekas King Auto di WTC Mangga Dua, pebisnis mobkas biasanya tak sembarangan memilih mobil yang akan dijual.
"Bos-bos itu mereka tidak sembarangan mengambil mobil, karena ada beberapa kendaraan yang memang sulit dijual dan merugi," katanya saat berbincang dengan VIVA.co.id, Jumat 17 Februari 2017.
Menurutnya, beberapa mobil tersebut susah dijual dikarenakan sejumlah hal. Salah satunya kecenderungan takut harga suku cadang mobil mahal. "Contohnya mobil Eropa ataupun China itu susah dijual karena memang takut soal perawatan," ujarnya.
Selain itu, menurut Denny, penggawa Alsa Mobil, susahnya mobil bekas untuk dijual karena sepi peminat dan harga jualnya cepat turun drastis.
"Betul, ada yang harga jualnya cepat turun. Ada juga karena perawatannya mahal dan modelnya kurang menarik," tuturnya.
Mobil tersebut, sambung Denny, yaitu mobil bekas asal Tiongkok seperti Geely dan Chery. Meski terkadang ada yang berminat, namun cukup sedikit merepotkan untuk dijual.
"Ada sih, tapi kebanyakan orang daerah. Susah kita jadinya jual mobil itu. Datsun juga cukup susah, kemarin jual nunggu 4 bulan," katanya. (one)
