- Inautonews
VIVA.co.id – Selama beroperasi di Tanah Air, PT Honda Prospect Motor memproduksi mobil Honda dan komponennya. Namun, mobil yang dibuat hanya khusus dipasarkan di dalam negeri, tidak diekspor.
Tidak mengirim kendaraan secara utuh untuk negara lain, HPM mengaku memiliki strategi khusus terkait hal tersebut.
"Strategi kami berbeda. Honda itu filosofinya, di mana ada permintaan, dia mau produksi. Jadi, masing-masing negara diberikan kapasitas produksi tertentu. Untuk ekspor, kami lakukan hanya komponen. Ekspor komponen itu justru lebih tinggi nilainya (dibanding ekspor mobil utuh)," kata Direktur Pemasaran dan Purnajual HPM, Jonfis Fandy, di Karawang, Jawa Barat.
Ia juga mengatakan, tahun ini HPM optimistis akan mencapai target nilai ekspor hingga Rp2,5 triliun. "Tahun lalu nilainya Rp2,2 triliun. Tahun ini rencananya jadi Rp2,5 triliun," ujarnya.
Saat disinggung mengenai komponen model apa saja yang diekspor, Jonfis menjelaskan sedikitnya terdapat tiga model. "Model seperti keluarga Jazz, Mobilio dan CR-V," tuturnya.
Sebagai informasi, Honda memulai produksi di Indonesia pada Februari 2003 silam. Pabrik pertama dibangun di atas lahan seluas 512.500 meter persegi dan luas bangunan 80.324 meter persegi. Memiliki kapasitas produksi hingga 50 ribu unit per tahun, investasi yang digelontorkan saat itu mencapai Rp700 miliar.
Pada 2012, HPM kembali mendirikan pabrik kedua dengan total luas bangunan 145.760 meter persegi. Investasi untuk pabrik tersebut mencapai Rp3,1 triliun. Diresmikan pada Januari 2014, kapasitas produksi mencapai 200 ribu unit per tahun.