Siapa Saja Diizinkan Bikin Mobil Pedesaan

Purwarupa mobil pedesaan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yasin Fadilah

VIVA.co.id – Mimpi Indonesia mempunyai alat transportasi buatan sendiri mulai terwujud. Diawali dari program mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car, pemerintah kini fokus membuat mobil untuk segmen masyarakat desa. 

Modifikasi yang Satu Ini Bukan Cuma Gaya, tapi Ada Manfaatnya

Ya, mobil pedesaan merupakan proyek karya anak bangsa. Tak ada kerja sama yang dilakukan dengan negara lain dalam membuatnya. Desainnya merupakan kerja sama antar kementerian dan Institut Otomotif Indonesia (IOI).

Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin), I Gusti Putu Suryawirawan, menjelaskan semua warga Indonesia diperbolehkan turut serta dalam pembuatan mobil tersebut.

Wah, Ada Bayi Namanya Mirip Mobil Pedesaan

"Kemenperin yang pegang hak patennya. Siapa yang mau bikin, selagi memenuhi syarat yang diberikan, silahkan bikin," kata Putu di Jakarta Pusat. 

Sayangnya, hingga kini prosedur pembuatannya belum disusun dengan sempurna. "Kami belum sampai sedetail itu. Mungkin nanti dengan salah satu balai atau Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan)," jelasnya. 

Kendaraan Pak Tani Ikut Kontes Modifikasi

Terkait nama merek, Putu mengungkapkan, nantinya tiap daerah diberikan wewenang secara khusus untuk melakukan desain ulang. Jadi, tentu bisa berbeda-beda mereknya. 

"Merek bisa apa aja. Yang kami sekarang bikin ini kan lebih kepada fungsi. Kami bukan mau bikin mobil seperti yang dibikin oleh produsen mobil umumnya. Selain itu, bagaimana kendaraan itu bisa mudah berganti-ganti sesuai porsinya," lanjut dia. 

Mobil pedesaan rencananya akan mengusung mesin diesel berkapasitas 600cc. Mobil tersebut akan dipamerkan secara resmi pada bulan Agustus 2017 mendatang di ajang Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS). 

Soal harga, pemerintah rencananya akan membanderol mobil pedesaan sekitar Rp60 juta. Harga itu diharapkan bisa tercapai dengan penggunaan 100 persen komponen lokal. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya