Pikir-pikir Dulu Kalau Mudik Pakai Mobil LCGC

Perkenalan Toyota Agya dan Daihatsu Ayla. Ilustrasi
Sumber :
  • VIVAnews/Herdi Muhardi

VIVA.co.id – Pulang kampung atau mudik sudah menjadi ritual akbar tahunan yang kerap dilakukan masyarakat jelang hari raya Idul Fitri. Untuk sampai ke kampung halaman, pemudik biasanya memanfaatkan banyak sarana transportasi, seperti kendaraan umum hingga kendaraan pribadi.

Mengenal Forged Piston, Teknologi Unggulan Yamaha Adopsi dari MotoGP

Fenomena yang belakangan terjadi, yakni maraknya penggunaan mobil murah ramah lingkungan alias Low Cost Green Car (LCGC) untuk dipakai mudik. Hal ini seiring bertambah banyaknya populasi LCGC di Indonesia. Menurut Pengamat Otomotif Bebin Djuana, sebenarnya sah-sah saja menggunakan LCGC untuk mudik. Tetapi asal dilakukan dengan cara yang tepat dan sesuai prosedur keamanan dan keselamatan berkendara di jalan raya.

Namun salah satu perhatian yang disorotinya adalah kabin LCGC yang sempit. Tentu tak akan nyaman bila digunakan dengan memuat banyak barang dan penumpang. Biasanya pemudik mengakalinya dengan memindahkan barang ke bagian atap, yang justru meningkatkan risiko kecelakaan di jalan raya.

Pengguna Mobil yang Terjebak Macet di Puncak Wajib Periksa Ini

"Mobilnya sempit, jadi barangnya di atas. Kalau dia pakai roof rack dan muatannya tidak berlebihan enggak masalah. Kecuali saat hanya ditaruh di atap dan diikat pakai tali, kemudian ditutup terpal. Itu kan bisa membahayakan pengguna jalan lain," kata Bebin saat dihubungi VIVA.co.id, Senin 29 Mei 2017.

Tak cuma berlaku bagi LCGC, mobil jenis city car juga demikian, dianggap kurang ideal jika digunakan dengan mengangkut barang berlebih. Apalagi sebenarnya kedua jenis mobil itu didesain untuk melintasi jalanan perkotaan. Maka itu, pemudik harus mengetahui bahwa city car serta LCGC tidak nyaman dipakai berkendara ratusan kilometer dengan desain yang kompak.

Jasa Stiker Bodi Mobil dan Motor Kini Tak Cuma di Pulau Jawa

"Walaupun hanya berempat dengan barang secukupnya, bisa. Tapi kemudian harus diingat, jarak tempuh saat mudik rata-rata lebih dari 500 kilometer, apakah kemudian penumpang nyaman? Kan belum tentu," kata dia.

"Jadi memang agak sulit menemukan mobil yang ideal untuk mudik. Yang bisa dilakukan sebetulnya hanya mengedukasi bagaimana agar tetap nyaman selama di jalan, selamat untuk sendiri dan orang lain, serta paling penting juga tidak merusak mobilnya setelah balik dari kampung halaman," kata Bebin.

Ilustrasi orang tua dan anak di mobil

Catatan Buat Orang Tua, 4 Bahaya Meninggalkan Anak di Dalam Mobil

Agar tidak dibuat repot anak, ada beberapa orang tua yang terpaksa meninggalkan anaknya di dalam mobil saat mengujungi suatu tempat, meski dianggap sebentar.

img_title
VIVA.co.id
9 Maret 2022